"Angkutan barang KAI merupakan salah satu andalan perusahaan di saat angkutan penumpang sedang terus tumbuh secara bertahap pascapandemi. Meningkatnya angkutan barang KAI pada semester I-2023 antara lain didorong oleh adanya peningkatan permintaan angkutan barang menggunakan kereta api," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan resmi, Kamis, 3 April 2023.
Angkutan barang KAI pada enam bulan pertama tahun ini didominasi oleh angkutan batu bara sebesar 25 juta ton atau 82 persen dari total angkutan barang KAI. Angkutan batu bara mengalami peningkatan 22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu dengan muatan sebanyak 20,5 juta ton.
Baca juga: Masuk Masa Endemi, KAI Catat Peningkatan Volume Penumpang Kereta Jarak Jauh |
Tren positif pun terjadi pada komoditi lain seperti klinker, retail, crude palm oil (CPO), dan lainnya.
Sejumlah milestone angkutan barang KAI selama semester I-2023 di antaranya penunjukan KAI sebagai pelaksana angkutan CPO PTPN III dan PTPN IV, serta sinergi KAI bersama BUMN-BUMN dan swasta untuk pengembangan angkutan barang terpadu door to door antarpulau, Jakarta-Cirebon pp, dan jasa gudang transit berbasis rel.
Pada semester II-2023, KAI akan terus berinovasi agar dapat meningkatkan volume dan kinerja angkutan barang menggunakan kereta api.
Joni mengatakan, KAI melayani berbagai komoditi angkutan barang seperti peti kemas, batu bara, semen, BBM, CPO, pupuk, retail, dan lainnya. Angkutan barang menggunakan kereta api memiliki berbagai keunggulan seperti ketepatan waktu, keamanan, kapasitas besar, bebas pungutan liar, dan dikelola oleh SDM yang profesional.
Kelebihan kereta api salah satunya adalah kapasitasnya yang sangat besar. Satu gerbong bisa mengangkut 50 ton atau seukuran dua truk kontainer. Bahkan, satu rangkaian KA angkutan batu bara di Sumatra bagian selatan dapat menarik 60 gerbong atau 3.000 ton sekaligus. Jika diangkut truk butuh kurang lebih 120 truk.
"Angkutan barang KAI hadir untuk dapat mendukung biaya logistik yang kompetitif dan mengurangi dampak eksternalitas seperti kemacetan, polusi, jalan-jalan yang rusak, serta meningkatkan daya saing global," kata Joni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News