“Termasuk untuk pengembangan nanopartikel dari bahan alam yang seharusnya farmasis mampu membuat Produk berupa kosmetik, bahan baku obat, dan obat herbal, serta menjadi pengusaha dari produk tersebut,” kata B2B Marketing OBAT Apps Manager Damas Raja dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 5 Desember 2023.
Oleh karena itu, Universitas Sari Mutiara Medan melakukan kerja sama dengan OBAT Apps dalam meningkatkan pendidikan kefarmasian. Kerja sama ini memfasilitasi mahasiswa farmasi untuk melaksanakan hibah penelitian, meet the expert, mobility program, workshop, dan business incubator forum.
Ketua yayasan Sari Mutiara Medan Parlindungan Purba mengatakan, sebanyak 85 persen lebih bahan baku obat di Indonesia didapatkan dari kegiatan impor. Oleh karena itu, sebagai kaum akademisi USM Medan harus melihat ini sebagai tantangan dan peluang.
“Sebenarnya Indonesia menjadi negara kedua dengan potensi kekayaan alamnya. Oleh sebab itu melalui kegiatan Kuliah Pakar APTFI yang didukung OBAT Apps ini, kami USM ingin menjadi centre of excellence dari pengembangan nanopartikel bahan baku obat dari potensi alam,” ujar dia.
Baca juga: Digitalisasi Bantu Efisiensi Pemesanan Produk bagi Bisnis Farmasi |
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi (APTFI) Yandi Syukri memaparkan tentang pemanfaatan teknologi nanopartikel yang memberikan keuntungan kemampuan untuk menembus ruang-ruang antar sel yang dapat ditembus oleh partikel koloidal.
“Pembuatan nanopartikel bergantung pada polimer dan sifat obat. Secara konvensional nanopartikel dibuat dengan dua metode, yaitu polimerisasi monomer sintesis dan dispersi polimer sintesis,” ungkapnya.
Melalui kerja sama ini mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan teknologi nanopartikel khususnya dalam menciptakan produk dari bahan alam. Komitmen kerja sama antara OBAT Apps, USM Medan, dan APTFI juga diharapkan memajukan pendidikan kefarmasian Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News