PIS AP, yang merupakan anak usaha PT Pertamina International Shipping (PIS), berhasil mencetak laba pada tahun buku 2023 sebesar USD76 juta dengan melayani lebih dari 30 klien internasional dari berbagai negara dan bisnis model.
Pendapatan dari berbagai sumber (revenue stream) ini mendorong PIS AP memperoleh pendapatan USD569 juta pada 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahun jamak atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) selama rentang 2019-2023 meningkat sebesar 106 persen.
PIS AP juga mencatat peningkatan rata-rata komposisi pendapatan dari pihak ketiga di luar Pertamina Group lebih dari 30 persen dengan tingkat profitabilitas yang lebih tinggi, menandai keberhasilan strategi PIS dalam ekspansi internasional.
"Kehadiran Dewan Komisaris dan Direksi Pertamina secara bersama-sama ke kantor PIS AP di Singapura ini bertujuan untuk melihat langsung peran PIS sebagai Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) Pertamina, yang kini fokus mengembangkan bisnis Pertamina dan BUMN di pasar internasional," ujar Simon, saat kunjungan di Kantor PIS AP di Singapura, dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Juli 2024.
Menurut dia, dengan memiliki anak usaha di berbagai wilayah baik dalam dan luar negeri, PIS memiliki posisi strategis sebagai simbol urat nadi virtual Indonesia sebagai negara maritim yang terus melesat di kancah global kunjungan ini merupakan bagian dari dorongan strategis Pertamina untuk meningkatkan operasi global anak perusahaannya.
Baca juga: PIS Perkuat Bisnis Angkutan LPG untuk Skala Global |
Permintaan energi dalam negeri
Dewan Komisaris Pertamina Bambang Suswantono, Condro Kirono, Alexander Lay, dan Ahmad Fikri Assegaf, juga turut hadir mendiskusikan perkembangan ekspansi internasional PIS. Didirikan pada 2018, Pertamina International Shipping Pte. Ltd. atau PIS AP memiliki dua kantor perwakilan bisnis di Asia Pasifik (Singapura) dan Timur Tengah (Dubai) untuk melayani kebutuhan yang terus berkembang dari mitra pihak ketiga di luar Pertamina Group.
Perusahaan ini didukung oleh manajemen senior dengan talenta global, market intelligence yang mumpuni, dan 40 armada kapal yang telah berlayar di lebih dari 60 rute internasional.
"Selama beberapa tahun terakhir, langkah transformasi PIS berhasil dengan pengembangan bisnis hingga pengembangan pasar non-captive. Kehadiran PIS AP di berbagai lokasi yang strategis juga menjadi langkah SH IML yang efektif mendorong optimalisasi dan efisiensi bisnis Pertamina. PIS juga merupakan sub holding yang ada di setiap rantai bisnis Pertamina. Dengan pertumbuhan bisnis PIS, saya harap bisa turut mengintegrasikan dan mendorong pertumbuhan subholding lainnya secara bersama," ujar Direktur Utama Pertamina Group Nicke Widyawati.
CEO PIS Yoki Firnandi menjelaskan sebagai perusahaan integrated marine logistic terbesar di Indonesia, PIS terus berinovasi dalam melayani permintaan energi dalam negeri yang terus meningkat.
"Go-Global menjadi cara kami memperluas jangkauan dan dampak Pertamina Group di pasainternational untuk memperkuat ketahanan energi nasional. PIS AP juga memberikan layanan bagi pelanggan di luar Pertamina Group, sehingga daya saing PIS menjadi lebih kompetitif," ujar Yoki.
Dengan target pendapatan PIS di 2034 sebesar USD8,9 miliar, Yoki dalam penjelasannya menekankan pentingnya peningkatan volume kargo pihak ketiga melalui kehadiran di pasar internasional. Untuk itu, pengembangan kantor internasional baru dalam waktu dekat menjadi daya ungkit untuk menembus area maritim strategis untuk ekspor-impor komoditas minyak dan gas dunia, yakni di Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa, dan Amerika Utara.
Ekspansi ini nantinya akan membuat PIS mampu mencakup seluruh area geografi dan zona waktu untuk meningkatkan pendapatan pihak ketiga di luar Pertamina Group di masa depan. Untuk mencapai berbagai macam target tersebut, termasuk mitigasi risiko dalam pengembangan bisnis di luar negeri, PIS harus terus mengembangkan kerangka kerja untuk target operational model secara global.
"Dengan operasional yang tersebar di banyak negara, PIS sebagai operational holding terus menerapkan parenting strategy yang efektif agar PIS AP dapat melaju pesat, tanpa mengurangi pengawasan dan tata kelola yang efektif. Digitalisasi juga hadir sebagai backbone untuk mendukung supervisi ini, di samping kolaborasi efektif antar Direktorat dan Komite di PIS dan PIS AP," tutup Yoki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News