"Kenaikan tiket masuk Candi Borobudur ini memang cukup mengagetkan dan membuat resah para pelaku industri pariwisata terutama anggota Asita," kata Wakil Ketua Umum Asita Budijanto Ardiansjah kepada Media Indonesia, Senin, 6 Juni 2022.
Walaupun alasan yang diajukan pemerintah dianggap logis untuk menjaga kelestarian kawasan Candi Borobudur, tapi usulan harga tiket itu melonjak hingga berkali-kali lipat dari harga normal. Hal ini diyakini Asita akan menggerus minat kunjungan wisatawan.
Tiket masuk Borobudur saat ini ditetapkan sebesar Rp50 ribu, namun bagi turis yang ingin naik Candi Borobudur akan dikenakan harga Rp750 ribu.
"Dengan situasi saat ini yang baru menuju ke endemi pasti akan mematahkan semangat wisatawan yang akan berkunjung ke Borobudur. Kenaikan harga itu sangat tidak realistis," tegas Budijanto
Para agen travel, lanjutnya, bukan tidak mungkin akan menghilangkan daftar kunjungan wisata ke Borobudur karena akan membuat harga paket menjadi sangat tinggi. Selain itu, Budi berpendapat, dampak rencana kebijakan ini akan membuat harga tiket masuk destinasi super prioritas lainnya ikut melambung.
"Jika tidak dikoreksi bukan tidak mungkin nantinya semua destinasi super prioritas akan gila-gilaan naik harganya," sebutnya.
Budijanto menambahkan, dalam mengeluarkan satu kebijakan seharusnya pemerintah membuat analisa yang matang dan mendiskusikannya dulu dengan asosiasi dan industri pariwisata Tanah Air.
"Pembatasan pengunjung di kawasan Borobudur dapat dipahami, tapi kenaikan harga yang luar biasa kurang dapat diterima. Ini kontradiktif dengan usaha recovery pariwisata yang dicanangkan pemerintah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id