"Bayangkan ini sudah November, artinya tinggal satu bulan lebih sedikit, sebab kita biasanya tutup tahun anggaran belanja terakhir persis 24 Desember. Kita sebetulnya praktis hanya punya waktu satu bulan mengeksekusi APBD, padahal masih banyak daerah yang belanjanya di bawah 50 persen," katanya dalam video conference, Selasa, 23 November 2021.
Sri Mulyani mengungkapkan, belanja APBD tertinggi terjadi di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang mencapai 66,11 persen, sedangkan terendah di Maluku hanya 39,23 persen. Sementara secara nilai, realisasi belanja tertinggi berada di Jawa Barat dan terendah di Kalimantan Utara.
Ia menambahkan, realisasi belanja APBD ini tidak sejalan dengan APBN dalam mendukung pemulihan ekonomi. Dengan realisasi pendapatan daerah sebesar Rp841,65 triliun dan belanja Rp730,13 triliun hingga 18 November, maka APBD mengalami surplus Rp111,52 triliun atau 15,27 persen dari APBD.
"Jadi, seluruh pemda justru mengalami surplus, jadi pendapatan mereka lebih besar dari belanja mereka. Ini artinya pemerintah pusat sedang melakukan usaha untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan countercyclical. Namun, daerah justru menahan belanja atau belum bisa belanja jadi terjadi surplus mencapai Rp111,5 triliun," ungkapnya.
Jika dirinci berdasarkan jenisnya, realisasi belanja pegawai dengan APBD hingga Oktober 2021 mencapai Rp297,37 triliun atau 24,3 persen, belanja barang dan jasa Rp198,30 triliun atau 16,2 persen, belanja modal Rp67,47 triliun atau 5,5 persen, dan belanja lainnya Rp166,82 triliun atau 13,6 persen.
Sementara realisasi belanja menurut fungsi terdiri dari belanja pendidikan sebesar Rp213,14 triliun atau 17,4 persen dari APBD, belanja kesehatan Rp118,06 triliun atau baru 9,6 persen terhadap APBD, dan belanja perlindungan sosial Rp7,69 triliun atau baru 0,6 persen terhadap APBD hingga akhir Oktober 2021.
"Instrumennya ada dari APBN dan APBD, resource-nya ada dari penerimaan negara atau juga pinjaman, namun eksekusinya berarti masih belum optimal. Hal ini pasti akan mengurangi daya pemulihan ekonomi kita dan upaya kita untuk memperbaiki kondisi masyarakat dan ekonomi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News