Penandatanganan dilaksanakan secara virtual di gelaran Trade Expo Indonesia Digital Edition oleh Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Nina Sulistyowati sebagai badan pelaksana imbal dagang di Indonesia dan CEO/Director Esro Food Group BV (EFG) Gerardus Antonius Johannes Rooijackers sebagai badan pelaksana imbal dagang untuk Belanda.
"Hal ini tidak hanya meningkatkan hubungan dan kerja sama perdagangan bilateral ke langkah selanjutnya, tetapi juga berkontribusi mendorong perdagangan di rantai nilai global dan membantu memulihkan ekonomi dunia di tengah pandemi covid-19," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dalam keterangan resminya, Sabtu, 23 Oktober 2021.
Ia menambahkan, Kemendag membuka peluang penandatanganan MoU sebanyak-banyaknya dengan negara mitra. Namun hal tersebut harus tetap menjadi fokus antara kedua belah pihak agar realisasi di lapangan tetap bisa berjalan dengan baik.
"Beberapa produk ekspor Indonesia yang dapat didorong untuk pasar Belanda sebagai proyek percontohan mencakup produk perikanan, minyak kelapa sawit, karet, garmen, rempah-rempah, furnitur, dan rotan. Sementara produk yang dapat didatangkan dari Belanda, antara lain produk daging dan turunannya," ujar dia.
Sebelumnya, EFG menyampaikan ketertarikannya untuk melakukan imbal dagang produk daging dan turunannya dengan dengan produk perikanan Indonesia. Beberapa produk daging dari EFG yang rencananya akan didatangkan ke Indonesia, yaitu HS 05040000, HS 02062990, HS 02022090, HS 02021000, HS 02022030, dan HS 02022090.
Sementara Duta Besar LBBP Republik Indonesia di Den Haag Mayerfas menyampaikan, Kedutaan Besar di Den Haag menyambut baik upaya peningkatan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Belanda melalui skema imbal dagang B2B. Upaya ini dapat berkontribusi mendorong kembali hubungan dagang kedua negara yang terdampak pandemi covid-19.
"KBRI Den Haag sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Kemendag yang bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan mendukung penuh penandatanganan MoU sebagai komitmen awal untuk imbal dagang," ungkapnya.
Menurutnya, Belanda merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia di Eropa yang dapat berfungsi sebagai hub di pasar Eropa. Negara ini menempati urutan teratas sebagai tujuan ekspor terbesar produk Indonesia di seluruh benua dengan total USD3,6 miliar pada 2020.
"Saat ini, sebagian besar produk ekspor utama Indonesia ke Belanda mencakup minyak sawit dan fraksinya, tekstil, alas kaki, furnitur, rempah-rempah dan perikanan. Sebaliknya, produk Belanda ke Indonesia mulai dari senjata militer, limbah kertas atau karton, serta produk susu dan olahan makanan lainnya," imbuh Mayerfas.
Sebelumnya, Kemendag telah memfasilitasi penandatanganan tiga penandatanganan serupa, yakni dengan Meksiko, Rusia, dan Jerman. Dengan demikian Kemendag telah memfasiltasi empat MoU imbal dagang dan melampaui target yang telah ditetapkan, yaitu tiga MoU pada 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News