Ia mengatakan selama ini Kementerian Investasi memiliki program memperkenalkan produk pelaku UMKM ke pelaku usaha luar negeri, tetapi program ini mesti berhenti sementara karena pandemi covid-19.
"Sudah dua tahun ini berhenti, mudah-mudahan di 2022 bisa kami lakukan lagi. Mudah-mudahan pandemi covid-19 sudah berlalu di tahun depan," kata Anna, dilansir dari Antara, Kamis, 29 Juli 2021.
Anna mengatakan BKPM biasanya mengirim beberapa UMKM yang memproduksi barang berkualitas ke luar negeri. Jumlah UMKM yang diikutsertakan, selain bergantung pada kualitas, juga anggaran yang dimiliki oleh BPKM dan negara tujuan pengenalan UMKM tersebut.
"Kami ada kerja sama dengan perusahaan luar negeri. misalnya di Filipina. Nanti kami petakan dulu kebutuhan barangnya apa, kemudian akan kami cari UMKM yang memenuhi permintaan tersebut," imbuhnya.
Ia mengatakan selanjutnya akan menyeleksi UMKM yang potensial diperkenalkan ke pasar luar negeri. Syarat pertama yang harus dimiliki UMKM ialah memiliki Nomor Induk Berusaha yang bisa didapatkan dengan mendaftar melalui Online Single Submission (OSS) BKPM secara gratis.
"Kemudian kami juga akan menyeleksi kualitas produk UMKM. Karena akan dibawa ke luar negeri, kami tidak mau apa yang kami bawa tidak memenuhi syarat kualifikasi calon pembeli," kata Anna.
Di samping program kemitraan UMKM dengan pelaku usaha berskala besar, diharapkan dapat membantu menyelesaikan persoalan UMKM terkait ketersediaan pasar. Namun, UMKM harus mampu memenuhi kuantitas yang dibutuhkan oleh pelaku usaha di luar negeri dengan mulai mencari tenaga kerja yang mumpuni.
"Ada beberapa UMKM yang kami bantu memenuhi permintaan dari luar, dan pihak pembeli bisa melakukan pembelian lagi dalam skala besar. Rata-rata mereka masih kewalahan untuk mencari pekerja dengan skill kerajinan tangan, jadi enggak bisa langsung meng-hire pekerja," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News