Ilustrasi pembangkit energi terbarukan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.
Ilustrasi pembangkit energi terbarukan. Foto: Medcom.id/Annisa Ayu.

Jerman Dukung Transisi Energi di Indonesia

Desi Angriani • 01 Desember 2021 20:11
Jakarta: Pemerintah Indonesia dan Jerman berkomitmen mengembangkan energi terbarukan guna mengejar komitmen Perjanjian Paris, serta memenuhi bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025. Salah satunya dalam bidang teknologi pendingin rendah karbon (SOCOOL).
 
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, Indonesia harus memaksimalkan potensi lokal untuk memastikan pengembangan EBT sejalan dengan kondisi ekonomi Indonesia dan tantangan ke depan.
 
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam menyediakan listrik di seluruh wilayah Indonesia. Desentralisasi pembangkit listrik EBT menjadi sangat penting untuk menciptakan kemandirian energi dan berkontribusi positif terhadap capaian EBT.

"Terkait hal ini, Kementerian ESDM telah mengembangkan beberapa program, yaitu implementasi PLTS Atap, pengembangan Green Industry, implementasi program Dedieselisasi, dan pemanfaatan PLTS untuk fasilitas cold storage di usaha perikanan," ujar Dadan dalam keterangan resmi, Rabu, 1 Desember 2021.

Jerman dukung transisi energi RI

Dubes Jerman untuk Indonesia Ina Lepel mengungkapkan Jerman secara aktif mendukung Indonesia dalam transisi energi.
 
"Kami secara aktif mendukung rencana Pemerintah Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan penggunaan energi bersih dan terbarukan baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Sektor tersebut merupakan area inti kerja sama pembangunan bilateral Jerman-Indonesia," katanya.
 
Kerja sama Indonesia dan Jerman untuk bidang energi terbarukan diselenggarakan oleh perwakilan Lembaga Pelaksana Kerjasama Internasional Jerman, GIZ dan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, dan Konservasi Energi (DJ EBTKE).
 
Country Director GIZ Indonesia Martin Hansen menyatakan dukungan terhadap visi Indonesia dalam proses dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
 
"Dukungan diberikan melalui penyediaan bukti, dialog lintas masyarakat dan peningkatan kesadaran guna memfasilitasi proses transisi energi yang adil dan mendorong kebijakan energi dan pilihan teknologi dibuat dalam keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan masyarakat," ujar Martin.

Implementasi energi terbarukan

Di samping itu, Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk mencapai 50 persen armada Bus Transjakarta bebas bahan bakar fosil pada 2025 dan beralih ke penggunaan bus listrik.
 
"Pemerintah DKI Jakarta telah berkomitmen untuk mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar persen di 2030. Bahkan, kami berambisi untuk mengurangi emisi GRK hingga 50 persen pada 2030," tambah Asisten Perekonomian dan Keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati.
 
Pada kesempatan tersebut, PT Pan Brothers berkomitmen untuk menggunakan pasokan listrik dari energi terbarukan setidaknya 31 persen dari seluruh kebutuhan listriknya, serta menambah kapasitas tenaga surya di pabrik-pabriknya dari 2,5 MWp menjadi total lima MWp di 2022.
 
PT Suryacipta Swadaya menyatakan komitmennya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTSA) pada gedung dan fasilitas, serta meningkatkan kapasitas terpasang dalam kurun waktu tiga tahun ke depan di Subang Smartpolitan.
 
PT Shell Indonesia mendeklarasikan komitmennya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada stasiun bahan bakar dan pabrik pencampuran minyak pelumas dengan total kapasitas terpasang sebesar 1,535 MWp. Komitmen PT Shell tersebut sejalan dengan strategi Powering Progress untuk mempercepat transisi bisnis menuju bisnis emisi nol karbon pada 2050.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan