Tenaga Ahli Kepala SKK Migas Ngatijan mengakui capaian lifting minyak tahun ini masih 'lesu'. Musababnya karena tekanan unplanned shutdown (penghentian sebagian atau seluruh fasilitas produksi yang terjadi pada beberapa lapangan migas sejak awal tahun. Atas kondisi itu, SKK Migas lantas menetapkan target lifting minyak tahun ini sebesar 640 ribu bph.
"Jadi dari awal tahun kita tahu kemampuan kita pada saat itu untuk mencapai 703 ribu barel itu sangat susah," ujar Ngatijan dalam FGD Media Gathering SKK Migas dan KKKS di Bandung, Senin, 3 Oktober 2022.
Baca juga: SKK Migas Ajak Daerah Penghasil Migas Tingkatkan Iklim Investasi Hulu Migas |
Pada kesempatan berbeda, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan perkembangan industri hulu migas saat ini semakin dinamis. Tantangan industri migas saat ini pun semakin bertambah.
"Tantangan sekarang tidak hanya meningkatkan produksi migas, tetapi juga CCS/CCUS (Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage) yang akan menjadi bisnis masa depan industri hulu migas," ungkapnya pada Awarding Media di Bandung, Selasa malam, 4 Oktober 2022.
Saat ini, diakuinya beberapa investor besar sudah menyatakan ketertarikannya untuk masuk ke CCS/CCUS. Lapangan Ubadari sudah dilakukan investasi CCS/CCUS, dan sedang dalam perhitungan di Masela.
"Bahkan lapangan migas yang kandungan CO2 tinggi dan dulu dihindari, sekarang sudah ada investor yang tertarik untuk mengelolanya," terang dia.
Dwi menekankan, peranan hulu migas semakin dibutuhkan sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi, dan sumber bahan baku bagi industri meski digempur transisi energi.
Selain itu, hulu migas juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah, hingga menopang kapasitas nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News