Tak hanya menyumbang devisa, pariwisata juga menggerakkan berbagai sektor lain, mulai dari transportasi, perhotelan, agen perjalanan, kuliner, hingga ekonomi kreatif.
Saat musim liburan, destinasi wisata dipadati pengunjung, hotel penuh, dan restoran ramai. Namun begitu masa liburan usai, tantangan baru pun muncul low season.
Penurunan wisatawan usai liburan
Setelah periode libur panjang, seperti Nataru atau Lebaran, jumlah wisatawan biasanya menurun drastis.Banyak orang kembali ke rutinitas kerja dan sekolah sehingga tingkat hunian hotel, kunjungan restoran, hingga permintaan paket tur ikut menurun.
Contohnya, pada libur Lebaran 2025 lalu, beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan signifikan. Di Puncak, Jawa Barat, jumlah kendaraan merosot dari 120 ribu pada 2024 menjadi hanya 30 ribu kendaraan. Sementara itu, Kota Bantul, Yogyakarta, mencatat penurunan wisatawan hingga 25 persen dibandingkan tahun lalu.
Fenomena ini jelas berdampak langsung pada pendapatan bisnis pariwisata, yang sebagian besar bergantung pada momen liburan panjang.
Baca juga: Agoda Ungkap Tren Perjalanan Wisata 2025, Indonesia Masuk Destinasi Impian |
Tantangan bisnis pariwisata saat low season
Mengutip laman Doku, beberapa kendala yang sering dihadapi pelaku usaha pariwisata di luar musim liburan antara lain:1. Perubahan prioritas wisatawan
Fokus kembali ke pekerjaan dan sekolah membuat minat berwisata menurun.
Kesulitan menarik pelanggan Konsumen lebih selektif dalam mengatur budget liburan.
2. Persaingan ketat
Banyak bisnis memberikan diskon besar, sehingga kompetisi semakin sengit.
3. Kurangnya inovasi
Paket wisata monoton dan metode pembayaran terbatas bisa mengurangi daya tarik usaha.
Strategi menghadapi low season
Meski penuh tantangan, ada banyak cara agar bisnis pariwisata tetap tumbuh dan tidak kehilangan momentum di masa sepi. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:1. Diversifikasi layanan dan produk
Tawarkan paket wisata tematik seperti one day trip di akhir pekan. Wisata singkat ini cocok untuk pelanggan yang sibuk, tetapi tetap ingin berlibur tanpa menunggu musim liburan panjang.
2. Pemasaran kreatif
Gunakan strategi weekday deals dengan promo khusus untuk pemesanan di hari kerja. Anda juga bisa bekerja sama dengan influencer agar destinasi lebih dikenal dan menarik bagi wisatawan.
3. Perawatan dan renovasi fasilitas
Manfaatkan periode low season untuk perawatan rutin atau renovasi. Hal ini memastikan fasilitas hotel, restoran, atau destinasi wisata tetap prima dan siap menyambut pengunjung kapan saja.
4. Pemanfaatan teknologi digital
Sediakan reservasi online yang praktis dan dukung dengan pembayaran digital yang beragam, termasuk opsi cicilan. Fitur ini mempermudah transaksi dan meningkatkan kenyamanan pelanggan.
Dengan metode pembayaran yang fleksibel, bisnis pariwisata bisa tetap menarik minat pelanggan, menjaga arus kas, dan mempertahankan okupansi meski berada di periode sepi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News