Perbaikan kinerja tersebut dipicu oleh membaiknya harga batu bara sepanjang tiga bulan pertama 2021 yang kemudian meningkatkan harga jual batu bara rata-rata Kideco sebesar 5,1 persen dari USD43 per ton menjadi USD45,2 per ton.
Kideco juga mencatat peningkatan volume penjualan batu bara sebesar 4,9 persen dari 8,8 juta ton menjadi 9,2 juta ton pada kuartal I-2021. Sebanyak 66 persen dipasok untuk pasar ekspor dan 34 persen dialokasikan untuk pasar domestik.
Namun, tekanan akibat pandemi covid-19 yang masih berkelanjutan mengakibatkan yang beberapa anak perusahaan mencatat penurunan pendapatan sehingga pendapatan perseroan turun 9,2 persen menjadi USD582,2 juta pada kuartal I-2021.
"Kami mengoptimalkan kinerja Indika Energy di sektor batu bara dan pada waktu yang sama melakukan diversifikasi usaha seperti di sektor pertambangan emas, energi baru dan terbarukan (EBT), dan mulai mengeksplorasi pengembangan kendaraan listrik roda dua dan energi biomassa," kata Dirut Indika Energy Arsjad Rasjid, dalam keterangan resminya, Selasa, 4 Mei 2021.
Sementara untuk realisasi biaya modal pada kuartal I-2021, perusahaan mencatat telah menggunakan anggaran tersebut sebanyak USD10,6 juta. Sebanyak USD7,9 juta di antaranya digunakan untuk pemeliharaan dan penggantian alat berat di Petrosea dan USD1,5 juta untuk pemeliharaan armada Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS).
Lebih lanjut, ia menyampaikan, pada Maret lalu, Indika Energy telah mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), sebuah perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia.
Pembentukan anak usaha tersebut merupakan inisiatif yang dilakukan melalui kemitraan dengan Fourth Partner Energy, pengembang solusi tenaga surya terdepan di India yang secara mayoritas dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia.
Menurutnya, pendirian EMITS merupakan wujud komitmen Indika Energy dalam mendiversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja ESG, dan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), perseroan juga menekankan komitmen untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan dan menyeimbangkan faktor lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG) di dalam seluruh aktivitas operasional.
"ESG merupakan bagian tak terpisahkan dari cara kami bekerja dan menjadi panduan menuju masa depan berkelanjutan yang ingin kami bangun bersama. Kami memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan bisnis yang inovatif dan menuju masa depan yang berkelanjutan," pungkas Arsjad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News