Berdasarkan hasil pemantauannya bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Basuki menemukan bahwa kondisi irigasi yang paling baik untuk penanaman baru hanya berada berada di Belanti seluas 28 ribu hektare.
Maka itu dari 165 ribu hektare pengembangan Food Estate, seluas 137 ribu hektare di antaranya harus dilakukan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi. Termasuk pengolahan tanahnya.
"Dari 165 ribu hektare, kondisi irigasi yang baik itu adalah Belanti seluas 28 ribu hektare. Dengan peralatan mekanisasi, bapak-bapak dari Kementerian Pertanian sudah melakukan di sana," ujar Basuki dalam acara Jakarta Food Security Summit (JFSS) Kelima secara virtual di Jakarta, Rabu, 18 November 2020.
Khusus untuk tahun ini, pemerintah fokus melakukan piloting pada lahan seluas 20 ribu hektare di Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas. Proyek tersebut telah dikerjakan sejak awal November 2020 ini, sedangkan sisanya akan dikerjakan pada 2021 mendatang.
Dari sisi kadar pH (derajat keasaman) air, Basuki memastikan bahwa kondisinya sudah aman di kisaran 5,0. Meski begitu, ia mencatat irigasi masih menjadi masalah krusial yang harus diselesaikan.
"Masalahnya hanya satu, irigasinya memang sudah tersumbat. Sehingga kita sekarang lagi tingkatkan, kita lagi rehabilitasi supaya untuk bisa mengalirkan irigasi," ucapnya.
Khusus di Dadahup, terdapat 2.000 hektare yang sedang digarap Kementerian PUPR. Dalam hal ini kementeriannya melakukan perbaikan irigasi dari primer hingga kuarter.
"Jadi ada conflicting use jaringan irigasi. Untuk irigasi dan transportasi, sehingga kita harus mendesain yang lebih rumit," pungkas Basuki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News