"Kami sudah sampaikan antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta untuk satu set vaksin, untuk dua kali penyuntikan," katanya di Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021.
Meski harga vaksin untuk program vaksin gotong royong belum diketahui karena produknya belum tersedia, Kadin sudah menjalin kerja sama dengan PT Bio Farma selaku perusahaan yang mengimpor vaksin. Bahkan, kata Shinta, pihaknya mengusulkan sejumlah perusahaan swasta di sektor farmasi untuk membantu pendistribusian vaksin.
"Untuk dari pengadaannya harus melalui Bio Farma, jadi Kadin ada perjanjian dengan Bio Farma untuk pengadaan vaksinnya. Dan juga sudah mengusulkan beberapa perusahaan swasta yang membantu distribusi logistik cold chain-nya," terang Shinta.
Selain itu, perusahaan swasta juga menyiapkan fasilitas kesehatan secara mandiri lantaran tidak diperkenankan menggunakan fasilitas kesehatan milik pemerintah. Rencananya vaksinasi mandiri akan menggunakan vaksin buatan Sinopharm asal Tiongkok serta vaksin Pfizer dari Amerika Serikat. PT Bio Farma akan mengimpor vaksin buatan Pfizer, sementara anak perusahaannya PT Kimia Farma Tbk akan mengimpor vaksin Sinopharm dari Tiongkok.
"Kita juga sudah siapkan fasilitas kesehatan (milik) swasta yang siap untuk program Vaksin Gotong Royong," pungkas dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut vaksinasi mandiri membutuhkan setidaknya 20 juta dosis vaksin. Dari jumlah tersebut, 15 juta dosis vaksin buatan Sinopharm akan datang pada kuartal I dan kuartal II-2021, sedangkan sebanyak 5,2 juta dosis vaksin Moderna akan tiba pada kuartal III-kuartal IV 2021.
"Aturan vaksinasi oleh pengusaha ini khususnya untuk para pekerja dan keluarganya sehingga diharapkan bisa mempercepat program vaksinasi," kata Airlangga dalam webinar di Jakarta, Selasa, 3 Maret 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News