Direktur Utama Pelni Insan Purwarisya L Tobing mengatakan wabah tersebut telah membuat jumlah penumpang menyusut. Penyusutan volume penumpang menggerus pendapatan Pelni.
Kendati jumlah penumpang pada kuartal I masih cukup baik, namun terjadi penurunan pada April. Bulan ini penumpang yang dibidik turun hampir 15 persen dari target. Bahkan hingga akhir tahun prediksi penumpang hanya mencapai 1,7 juta dari target 4,8 juta.
"Penumpang sampai akhir tahun kenaikannya tak signifikan lagi. PSO yang diberikan pemerintah hanya 50 persen. Maka akhir 2020 Pelni akan mengalami kerugian Rp862 miliar," kata Insan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu, 29 April 2020.
Ia mengatakan saat ini Pelni hanya mengoperasikan enam kapal angkutan penumpang besar. Sementara 20 kapal lainnya disiagakan di pelabuhan (port stay). Pembatasan operasional kapal ini juga menciptakan penghematan terutama dari sisi bahan bakar dari Rp200 juta per hari menjadi Rp50 juta.
Sementara untuk kapal perintis, dari 45 unit yang dioperasikan saat ini hanya 10 unit. Insan mengatakan berkurangnya operasional kapal perintis lantarn banyak daerah yang menutup akses akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya mengurangi penularan covid-19.
"Pemda banyak yang menutup di daerah timur. Tapi daerah Sumatra kapal perintis masih bisa berjalan dan cukup membantu masyarakat meskipun dari sisi jumlah penumpang turun cukup banyak," tutur dia.
Lebih lanjut Insan berharap di saat seperti ini tidak ada pengurangan subsidi untuk Pelni agar kerugian tidak makin membengkak. Sebab, pendapatan pada kuartal I yang sebesar Rp413 miliar telah terkoreksi 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News