Gegara inflasi, rumah menjadi salah satu barang yang akan susah dibeli kelas menengah ke bawah. Foto: ilustrasi dok MI/Atet Dwi.
Gegara inflasi, rumah menjadi salah satu barang yang akan susah dibeli kelas menengah ke bawah. Foto: ilustrasi dok MI/Atet Dwi.

Gegara Inflasi, Kelas Menengah Bawah Makin Susah Beli 5 Hal Ini

Medcom • 19 April 2024 16:06
Jakarta: Pendapatan keuangan kelas menengah ke bawah dengan kisaran USD30.001 sampai USD58.020 mulai bergeser secara signifikan. Dampaknya, barang-barang yang dulunya terjangkau menjadi semakin tidak terjangkau. 
 
Ekonomi yang mengalami inflasi membuat banyak orang tidak bisa menjangkau keinginannya. Realitas dan aspirasi telah berubah yang sebelumnya mau mempunyai rumah jadi ingin memiliki mobil.
 
 
Baca juga: Awas! Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi Indonesia


Perlu diketahui, dalam tiga tahun terakhir ini kenaikan harga terus terjadi tanpa kendali. Melansir New Trader U, berikut adalah lima hal yang tidak mampu dibeli oleh kelas menengah ke bawah:
 

Membeli rumah


Mempunyai rumah menjadi kenyataan yang sangat jauh untuk kalangan kelas menengah bawah. Dapat diketahui suku bunga dan nilai real estat yang tinggi ini tidak sesuai dengan pendapatan sehingga banyak orang tidak menjangkau untuk membeli rumah.
 
Saat ini era KPR murah sudah berakhir, tingkat kenaikan biaya perumahan terus meningkat hingga menimbulkan kesenjangan dengan pertumbuhan pendapatan. Kesenjangan tersebut telah menggaris bawahi sebuah kenyataan yang suram.
 
Bagi kalangan kelas menengah ke bawah walaupun sudah menabung dan perencanaan keuangan yang baik tetap saja sangat sulit menjangkau untuk mempunyai rumah.
 

Mobil baru


Tentunya pasar otomotif juga telah mengalami perubahan yang dramatis. Kemajuan teknologi membuat harga mobil terus mengalami peningkatan. Selain itu, adanya peningkatan model dasar dengan biaya produksi yang besar menjadi faktor pendukung kenaikan harga.
 
Menggunakan kredit juga mahal, ditambah lagi suku bunganya yang tinggi, sehingga masyarakat kelas menengah ke bawah sangat sulit untuk menjangkau membeli mobil baru.
 

Makan di restoran


Kenaikan biaya bahan makanan yang signifikan menyebabkan restoran juga terpaksa untuk menaikan harga makanannya. Melihat hal itu membuat masyarakat kalangan kelas bawah harus mengalokasikan pendapatannya untuk kebutuhan pokoknya.
 
Mereka lebih memilih membuat masakan di rumah untuk menghemat keuangannya dan menyingkirkan kesenangan sederhananya.
 
 
Baca juga: BI Akui 'Ngos-ngosan' Kawal Inflasi

Hidup di kota biayanya besar


Sebagian besar pekerja industri harus tinggal di luar kota atau pulang pergi ke tempat kerja karena harga sewa yang terlalu tinggi.
 
Dengan demikian, mereka terpaksa untuk mencari tempat tinggal di daerah terpencil yang harganya lebih terjangkau. Namun, hal tersebut menjadi pemicu meningkatnya perjalanan jauh dari daerah pinggiran kota ke kota.
 

Berlibur dengan keluarga


Dulunya perjalanan liburan sangat dinanti setiap tahunnya dari kesibukkan kerja sehari-hari. Namun, bagi sebagian besar pekerja bergaji rendah perjalanan liburan dengan kamar hotel dan tiket pesawat sangat sulit dijangkau.
 
Meningkatnya biaya perjalanan ini menjadi perubahan yang signifikan untuk kalangan kelas bawah. Mereka lebih memilih berwisata atau staycation ke tempat terdekat yang harganya lebih ramah di kantong.
 
Hal di atas dapat terjadi karena masyarakat yang berpenghasilan rendah lebih mementingkan sebagian besar uangnya digunakan untuk memenuhi biaya hidup sehari-hari. Lanskap ekonomi telah menunjukkan kenyataan menyedihkan untuk para kelas menengah ke bawah yang dulunya biasa saja sekarang menjadi sebuah kemewahan. (Indy Tazkia Aulia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan