Mentan Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri peringatan Hari Perkebunan ke-63 (Foto: Dok. Kementan)
Mentan Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri peringatan Hari Perkebunan ke-63 (Foto: Dok. Kementan)

Ekspor Perkebunan Masih Terus Meningkat Meskipun Pandemi

Gervin Nathaniel Purba • 10 Desember 2020 19:14
Tangerang Selatan: Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peluang ekspor perkebunan masih terus meningkat meskipun dalam situasi pandemi covid-19. 
 
Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor pertanian Januari-Oktober 2020 adalah sebesar Rp359,5 triliun, atau naik 11,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (angka sementara). 
 
Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi. Ekspor perkebunan tertinggi terjadi pada Oktober, yaitu sebesar Rp38,46 triliun dengan kenaikan sebesar 8,76 persen dari bulan sebelumnya. 

"Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat di tengah pandemi covid-19. Upaya ini sejalan dengan program Kementan yang bertekad dapat mewujudkan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks)," kata Syahrul, dalam peringatan Hari Perkebunan ke-63, di Serpong, Tangerang Selatan, dikutip keterangan tertulis, Kamis, 10 Desember 2020.
 
Ke depan, kata Syahrul, subsektor perkebunan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Termasuk BUMN dan swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun Korporasi petani. Petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra swasta dan BUMN, sehingga petani terangkat pendapatan dan kesejahteraannya.
 
"Untuk mendorong tercapainya Gratieks, Kementan terus berupaya dalam pengembangan komoditas-komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida)," kata Syahrul.
 
Pada peringatan Hari Perkebunan ke-63, Syahrul ingin subsektor perkebunan harus mampu menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional. Peringatan ini juga diharapkan bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi kebun pada era revolusi industri 4.0.
 
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono menerangkan, bahwa peringatan Hari Perkebunan ditetapkan pada tanggal 10 Desember 1957.
 
Tujuan dari acara peringatan Hari Perkebunan yakni untuk mendorong komitmen, motivasi, kreativitas, dan partisipasi seluruh stakeholeder perkebunan, baik pemerintah, swasta, maupun masyarat untuk mengambil peran dalam meningkatkan peran ekspor perkebunan dalam pemulihan ekonomi.
 
"Pada saat itu terjadi nasionalisasi perkebunan setelah masa kolonialisme. Berdasarkan peristiwa nasionalisme tersebut, maka tanggal 10 Desember 1957 akhirnya ditetapkan sebagai Hari Perkebunan," ujar Kasdi.
 
Lebih lanjut, Kasdi mengatakan peringatan Hari Perkebunan tahun ini diisi dengan serangkaian kegiatan yaitu acara puncak antara lain: pelepasan ekspor komoditas unggul perkebunan, penyerahan anugerah pratama perkebunan Indonesia (APPI), penandatanganan MoU antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian, talkshow, forum ekspor dan pameran.
 
"Pada peringatan Hari Perkebunan ini, Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut membangun sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan. Mari kita terus majukan komoditas perkebunan Infonesia," kata Kasdi.
 
Peringatan Hari Perkebunan ke-63 di hadiri oleh Menteri Pertanian periode 2004-2009 Anton Apriyantono, jajaran eselon 1 Kementerian Pertanian, Anggota Komisi IV DPR Endang Setyawati Thohari, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan