Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah masih mengkaji rencana kenaikan pertalite dan elpiji 3 kg. Namun ia memastikan rencana kenaikan dalam waktu dekat ini belum ada.
"Saat sekarang kita masih mengkaji, nanti kita setelah kita kaji tentu akan kita umumkan tapi saat sekarang belum (ada rencana kenaikan)," kata dia dalam video conference, Selasa, 5 April 2022.
Airlangga mengakui, saat ini harga komoditas tengah mengalami lonjakan imbas meningkatkan tensi geopolitik di Rusia-Ukraina. Kenaikan harga komoditas ini berdampak pada naiknya inflasi di sejumlah negara.
"Kita ketahui berbagai komoditas apakah itu gas alam naik, batubara pun di harga USD258 (per ton), (minyak berjangka) Brent juga sudah di atas 100 (dolar AS per barel), CPO di USD1.500 (per ton)," ungkapnya.
Ia menambahkan, kenaikan harga komoditas ini di satu sisi memberikan berkah dengan peningkatan penerimaan negara. Namun di sisi lain pemerintah juga tidak ingin masyarakat terbebani dengan kenaikan ini.
"Oleh karena itu, Indonesia ada dua akibat. Satu, terkait dengan penerimaan ekspor, tentu akan ada kenaikan. Tetapi juga ada transmisi di dalam negeri yang tidak bisa seluruhnya ditransmisikan ke masyarakat," pungkas dia.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya memberi sinyal adanya kenaikan harga BBM jenis pertalite hingga gas elpiji 3 kg. Pemerintah akan melakukan perhitungan dengan cermat dan melakukan sosialisasi terkait rencana kenaikan tersebut.
"Overall akan terjadi (kenaikan) nanti pertamax, pertalite, kalau premium belum. Juga gas yang tiga kg (akan naik). Jadi bertahap, 1 April, nanti Juli, di September, itu nanti bertahap akan dilakukan oleh pemerintah," kata Luhut, dilansir dari Antara, Jumat, 1 April 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News