"Hari ini merupakan hari yang bersejarah. Saya juga menghargai sekali Pak Menteri (BUMN Erick Thohir) kita memulai acara daripada (peluncuran) Holding Pangan ini di kota di Bandar Kota Jakarta karena tempat ini adalah tempat bersejarah," kata Lutfi, saat menyampaikan pidatonya di acara Launching Holding Pangan, Rabu, 12 Januari 2022.
Lutfi mengatakan kawasan bersejarah yang kini dikenal sebagai kawasan Kota Tua itu merupakan tempat saat Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) datang ke Indonesia. Saat itu, tambahnya, kedatangan para pedagang yang berasal dari Belanda tersebut berkaitan dengan urusan perdagangan.
"Kalau kita ingat memang waktu VOC datang itu mereka urusannya adalah urusan dagang (di Indonesia) dan dagang itu ya mulainya dari sini (di Bandar Kota Jakarta). Saya berterima kasih, mudah-mudahan semangat daripada perdagangan yang adil dan perdagangan yang bermanfaat bisa kita dapatkan sekarang ini," kata Lutfi.
Kawasan bersejarah
Melansir laman resmi Arsip Nasional Republik Indonesia, dijelaskan di antara semua perserikatan dagang yang ada di abad ke-17 dan ke-18, Perserikatan Dagang Hindia Timur (VOC), yang didirikan pada 1602, merupakan yang paling sukses.Tidak lama sesudah kelahirannya, badan ini berhasil menyingkirkan orang Portugis, yang satu abad sebelumnya telah membangun imperium perdagangan di Asia, dan hampir menyisihkan saingan di perdagangan Asia-Eropa itu.
Saingan utama VOC, yaitu East India Company (EIC), yang telah didirikan di London pada 1600, mula-mula tidak cukup memiliki kemampuan keuangan dan keandalan keorganisasian, serta tidak cukup mendapat dukungan dari pihak Pemerintah Inggris, sehingga tidak dapat menandingi Kompeni Belanda itu.
Baru pada akhir abad ke- 17 EIC berkembang sebagai lawan yang benar-benar patut disegani, yang kemudian, di sepanjang abad ke-18, mengungguli saingannya di beberapa bidang. Bagaimanapun, sampai akhir sejarahnya pada 1800, VOC tetap merupakan yang terbesar di antara perusahaan-perusahaan dagang yang beroperasi di Asia.
Kompeni Belanda itu bertumbuh pesat berkat beberapa faktor. Pertama, berlimpahnya modal di republik memungkinkan VOC maju jauh dibandingkan dengan dengan lawannya. Dengan demikian VOC mampu membiayai operasi-operasi militer yang perlu untuk meraih kedudukan sebagai pemegang monopoli di dunia dalam hal perdagangan rempah-rempah.
Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan dalam pidatonya Holding BUMN Pangan dengan nama ID Food sudah resmi terbentuk. Proses pembentukan Holding Pangan telah selesai dilaksanakan yang ditandai dengan penandatanganan akte inbreng pada 7 Januari 2022.
"Perlu kami laporkan Pak Menteri (BUMN Erick Thohir) proses pembentukan Holding Pangan telah selesai dilaksanakan. Launching Holding BUMN Pangan ini menjadi pemicu semangat kami untuk mewujudkan tiga objektif yaitu mendukung ketahanan pangan nasional; inklusifitas bagi petani, peternak, dan nelayan; serta menjadi perusahaan pangan berkelas dunia.
"Semoga BUMN Pangan dan Holding BUMN Pangan dapat memberikan peran yang lebih terhadap ekosistem pangan nasional sehingga dapat hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia," tuturnya.
Ketahanan pangan bagi rakyat Indonesia
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ketahanan pangan memiliki peranan penting bagi rakyat Indonesia. Karenanya ia mengapresiasi terbentuknya Holding BUMN Pangan. Meski demikian, dirinya juga menyoroti adanya tiga tantangan yang harus bisa diantisipasi oleh Indonesia, terutama dari aspek ketahanan pangan."Kita mengetahui bahwa dunia sedang mengalami tekanan termasuk Indonesia. Ada tiga tekanan yang sedang kita rasakan sangat signifikan yaitu pertama bagaimana sekarang stabilitas daripada supply chain," kata Erick.
Tekanan kedua yakni disrupsi digital dan inovasi. Erick memandang persoalan itu sangat penting karena sekarang ini banyak negara lain di dunia mampu menghasilkan hasil pangan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan Indonesia. Hal tersebut sudah terbukti di beberapa negara tetangga yang sekarang punya produk unggulan berdasarkan riset teknologi.
"Ketiga, tentu tekanan kesehatan yang terus menghantui kita semua. Manusianya pun bisa terkena. Karena itu sejak awal selalu kita tekankan bahwa kita harus punya ekosistem dan peta jalan sendiri. Bukan peta jalan Tiongkok dan bukan peta jalan Amerika Serikat (AS). Negara kita berbeda dengan negara lain," tegasnya.
"Kalau kita tidak memperbaiki ekosistem kita dan peta jalan kita maka ekosistem kita dan pasar kita tentu akan kalah dengan ekosistem negara lain yang melihat Indonesia hanya sebagai pasar," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id