"Kalau kita bicara menganai stimulus itu tidak hanya diukur dari belanja saja," kata dia dalam rapat virtual dengan Komisi XI DPR, di Jakarta, Kamis, 30 April 2020.
Menurut dia, alokasi stimulus bisa datang dari berbagai sektor. Misalnya saja dari penerimaan yang tidak dipungut oleh pemerintah ataupun penerbitan surat berharga untuk membiayai sektor usaha, sehingga tidak hanya dari tambahan belanja saja.
Dirinya menambahkan, pemerintah juga melakukan realokasi dan refocusing dari belanja kementerian/lembaga (K/L). Sejumlah anggaran yang tidak prioritas pada tahun ini dialihkan penggunaannya untuk menangani masalah covid-19 di Indonesia.
"Maka terjadi pemotongan KL Rp95,7 triliun untuk seluruh K/L terutama belanja barnang yang turun Rp52 triliun, pemotongan perjalanan dinas Rp33,7 triliun, belanja barang lain Rp18,2 triliun, dan belanja modal Rp42,6 triliun," jelasnya.
Meski begitu, dirinya memastikan pemangkasan anggaran dilakukan dengan sangat hati-hati. Beberapa proyek hanya diperpanjang masa penyelesaiannya. Namun pemerintah tidak ingin sejumlah proyek justru mangkrak pembangunannya.
"Kami minta PUPR dan Kemenhub agar proyek tidak mangkrak, tapi mereka hanya melakukan slowing down atau perlambatan eksusinya atau multiyears untuk diluncurkan tahun selanjutnya sehingga proyek tidak terhenti dan menjadi mangkrak," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id