“Konsumen terbesar memang Indonesia. Namun, dua tahun terakhir pasar Asia Tenggara memiliki permintaan yang tinggi seperti Thailand, Singapura, dan Filipina,” kata pembudidaya anggrek, Andarias Sambolaraeng, dalam tayangan Metro Siang, Senin 11 Oktober 2021.
Andarias mengubah lahan di samping rumahnya menjadi tempat budi daya anggrek. Pria berusia 41 tahun asal desa Tondok Bakaru ini memulai usahanya sejak tahun 2016.
Baca: Cara Merawat Anggrek untuk Pemula
Usaha tersebut berawal saat ia menemukan tanaman anggrek di sebuah pohon di dalam hutan. Andarias membawa pulang anggrek tersebut untuk dipelihara dan dikembangkan.
Dari kegemarannya itu, Andarias mulai mengoleksi dan mengembangkan tanaman anggrek. Hingga saat ini, Andarias memiliki lebih dari 400 jenis anggrek.
Penjualan anggrek dilakukan secara online melalui media sosial, seperti Instagram dan YouTube. Awalnya penjualan hanya dilakukan di daerahnya. Namun, pengirimannya merambah hingga ke luar pulau bahkan mancanegara.
Usahanya sempat mengalami penurunan omset selama beberapa bulan di awal pandemi covid-19. Namun, ia terus memasarkan tanaman hiasnya sampai era new normal. Hingga saat ini keuntungan yang diperoleh Andarias mencapai ratusan juta rupiah setiap bulannya. (Imanuel Rymadi Matatula)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News