Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Pahala Mansury mengatakan proyek ini akan menjadi PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) dengan kapasitas 145 MWAc. Proyek ini diharapkan menjadi geliat dalam pengembangan pembangkit hijau di Indonesia.
"Ini Proyek Strategis Nasional (PSN) dan diharapkan jadi percontohan dan model pengembangan pembangkit EBT di Indonesia ke depannya. Kita harap PLTS yang dibangun di Waduk Cirata ini akan jadi model yang mirip di daerah lain-lainnya," kata Pahala dalam Deklarasi Financial Close PLTS Apung Cirata secara virtual, Selasa, 3 Agustus 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam kesempatan yang sama, Direktur PLN Zulkifli Zaini mengatakan kehadiran PLTS Terapung Cirata akan menjadi revolusi pengembangan EBT di dalam negeri. Pembangkit ini akan mengimbangi emisi karbon sebesar 214 ribu ton karbon dioksida (CO2).
Zulkifli menyebutkan hingga semester satu bauran pembangkit EBT di dalam negeri sebesar 1 persen atau kapasitasnya sebesar 7,9 gigawatt (GW) dari 63 GW total kapasitas pembangkit yang beroperasi.
Ia bilang PLTS Terapung Cirata akan memberikan kontribusi tambahan EBT sekitar 0,2 persen sebagai bagian dan upaya untuk mencapai target bauran EBT 23 persen di 2025. Tentunya dengan pengembangan beberapa sumber EBT lainnya seperti panas bumi, hidro, bioenergi dan lain sebagainya.
"Kami harap pengembangan PLTS ini menjadi pemicu pengembangan EBT khususnya PLTS dengan tarif yang kompetitif, sebagai bagian upaya PLN untuk menghadirkan energi yang bersih andal dan dengan keekonomian yang wajar," tutur Zulkifli.
Sementara itu, Direktur PJB Gong Matua Hasibuan berharap dengan kehadiran proyek yang diperkirakan akan beroperasi komersial (COD) pada November 2022 ini, PJBI akan terus mendapat kepercayaan dari Pemerintah dan PLN untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan berbasis EBT.
"Mengingat kita memiliki banyak waduk untuk dikembangkan menjadi PLTS Terapung berikutnya," jelas Gong.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bakal memanfaatkan seluruh bendungan atau waduk yang ada di Pulau Jawa untuk dipasang atau dibangun PLTS Terapung.