Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Erick menyebutkan lima BUMN tersebut antara lain Perum Perumnas sebesar Rp1,57 triliun. PMN ini diberikan untuk memperbaiki struktur permodalan dalam melanjutkan program pengadaan satu juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Kemudian PT PLN (Persero) sebesar Rp5 triliun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan berupa transmisi, gardu induk, dan distribusi listrik desa. "PMN PLN untuk mendukung program listrik masuk desa," kata Erick, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 22 September 2021.
Selain itu, PMN untuk PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp23,85 triliun dan ditambah Rp7,5 triliun untuk penyelesaian konstruksi delapan ruas jalan tol Trans Sumatra dengan target tambahan panjang 162 km.
PMN untuk PT Waskita Karya (Persero) Rp3 triliun untuk penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi. Kemudian PMN untuk PT Adhi Karya (Persero) Rp1,98 triliun untuk penyelesaian pembangunan jalan tol Solo-Jogja-Kulonprogo serta Jogja-Bawean dan SPAM regional Karian-Serpong.
"(PMN 2022) angkanya sudah ada tapi menunggu finalisasi," kata Erick.
Selain itu, ada juga PMN untuk tujuh BUMN di 2021 sebesar Rp35,135 triliun. Pertama untuk Indonesia Financial Group (IFG) atau PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) selaku Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan sebesar Rp20 triliun untuk peningkatan kapasitas usaha dalam menata industri perasuransian dan pinjaman.
Erick menyebut proses restrukturisasi Jiwasraya menunjukkan progres yang signifikan. Hingga saat ini, ucap Erick, proses restrukturisasi Jiwasraya hampir selesai. Ia menyebut restrukturisasi Jiwasraya sudah mencapai 97 persen.
"InsyaAllah nasabah yang selama ini terkatung-katung bisa diselesaikan dan ini dukungan dari Komisi VI yang prihatin terhadap nasabah yang terbengkalai selama belasan tahun," ucap Erick.
PMN 2021 juga diberikan kepada Hutama Karya sebesar Rp6,208 triliun untuk penugasan pembangunan jalan tol Trans Sumatra. Kemudian ITDC dengan PMN sebesar Rp470 miliar untuk pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang serta mendukung kesiapan event ASEAN Summit di Labuan Bajo.
Selanjutnya untuk PT PAL sebesar Rp1,28 triliun untuk penguasaan teknologi pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal selam. Lalu untuk PLN sebesar Rp5 triliun untuk pendanaan infrastruktur Ketenagalistrikan, membangun transmisi gardu induk, dan distribusi listrik pedesaan.
Ada juga PMN untuk Pelindo III sebesar Rp1,2 triliun yang digunakan pembangunan pelabuhan Benoa di Bali dan mendorong program Bali Maritim Tourism Hub. "Lalu Pelindo III mendapatkan PMN sebesar Rp1,2 triliun untuk melakukan pendalaman pelabuhan karena banyak karang sehingga nanti kapal-kapal pesiar bisa merapat ke Bali secara langsung," lanjut Erick.
Erick mengatakan PMN juga diberikan kepada Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) sebesar Rp 977 miliar untuk pembangunan kawasan industri terpadu di Batang, Jawa Tengah. Erick mengungkapkan KIW di Batang menjadi bagian penting dalam memastikan percepatan industri baterai.
"Kita ingin memastikan Indonesia tidak menjadi pasar tapi kita bangun pabrik baterai di Batang. Sudah ada rapat dengan beberapa kementerian soal industri di Batang, ini investasi pascapandemi," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News