Meski begitu, ia belum bisa memastikan besaran investasi UEA yang akan dialokasikan ke IKN di Kalimantan Timur. Dari komitmen investasi yang disampaikan UEA sebesar USD44,6 miliar, sebesar USD18 miliar di antaranya akan digarap oleh Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA).
Dengan USD8 miliar sudah teralokasi untuk sektor tertentu, ia menyebut, ada USD10 miliar yang bisa dimasukkan ke investasi di IKN.
"Ini masih tentatif untuk dimasukkan ke IKN. Tetapi saya ingin menyampaikan bahwa pemerintah UEA masih melakukan komunikasi yang sangat intens dengan Menko (Maritim dan Investasi) untuk bagaimana bisa mengalokasikan investasi mereka lagi selain ini untuk di IKN," katanya dalam video conference, Kamis, 11 November 2021.
Ia menambahkan pihaknya bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan bertemu dengan tim dari UEA untuk mengeksekusi rencana investasi di IKN. Dalam pertemuan ini rencananya akan dibahas mengenai sektor-sektor mana saja yang diminati oleh UEA untuk berinvestasi.
"Nanti sore kita rapat lagi dengan Pak Luhut dan tim dari UEA untuk meng-exercise lagi mana bagian-bagian yang akan mereka berminat. Secara umum, pertama adalah beberapa fasilitas gedung mereka mau, IT juga mereka mau, kemudian beberapa kawasan industri hijau. Ini secara umum. Detailnya beri saya waktu sekitar dua sampai tiga minggu baru saya sampaikan," ungkap dia.
Ia bahkan meyakini akan ada investasi UEA yang masuk ke IKN sebagaimana disampaikan pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Bahlil menyebut, komitmen investasi dari UEA di IKN akan lebih besar, meskipun ia enggan membeberkan jumlahnya secara lebih rinci.
"Yakinlah bahwa UEA akan mengalokasikan nilai investasi mereka khususnya untuk di IKN itu, pasti lebih dari apa yang sudah dikomitmenkan di awal. Karena pembicaraan Bapak Presiden dengan Pak Luhut dengan Raja di UEA itu angkanya yang saya dengar lebih. Tetapi enggak pas kalau saya yang sampaikan, biarkan Pak Menko Luhut yang sampaikan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News