Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menilai distribusi vaksin covid-19 tidak sekencang realisasi vaksinasi di daerah. Pasalnya, masih banyak daerah dengan angka vaksinasi rendah.
"Tantangannya itu demand-nya, orang yang mau divaksin. Vaksinnya cukup tapi sekarang ada (masalah) demand-nya," katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Selasa, 9 November 2021.
Ia menambahkan, saat ini masih ada 13 sampai 14 provinsi yang memiliki angka vaksinasi di bawah 50 persen. Padahal Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan hingga akhir tahun minimal seluruh provinsi sudah mencapai 70 persen vaksinasi.
Karena itu, pemerintah perlu melakukan inisiatif agar orang mau divaksin. Misalnya, seperti Singapura yang mengeluarkan aturan baru tidak membiayai warga yang terinfeksi covid-19 jika belum divaksin.
"Di Singapura mereka memberikan aturan baru, masyarakat yang layak mendapat vaksin tapi menolak divaksin, kalau seandainya terkena virus ini mereka tidak dibayarkan pemerintah. Saya pikir ini suatu inisiatif yang dilakukan pemerintah Singapura," ungkapnya.
Ia menambahkan, upaya seperti Singapura ini bisa dilakukan sehingga mendorong orang mau melakukan vaksinasi karena merupakan bagian dari pencegahan pemaparan virus covid-19. Di samping itu, Bio Farma juga akan terus mendistribusikan vaksin sesuai penugasan pemerintah.
"Kita akan tiap hari melakukan distribusi ini karena memang targetnya cukup tinggi. Beberapa provinsi sudah sangat bagus, ada yang sudah lebih 80 persen, malah seperti DKI mereka juga sudah melakukan lebih dari 100 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News