Menurut dia, kinerja Pertamina sepanjang pemerintahan Presiden Jokowi dinilai sudah on the right track atau di jalur yang benar. Baik itu dari segi corporate dan tanggung jawab.
"Untuk itu, saya yakin Pertamina mampu meningkatkan kinerja dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Tentu saja, harus ada dorongan berupa regulasi dan insentif dari pemerintahan baru,” kata Tauhid dikutip dari Antara, Minggu, 27 Oktober 2024.
Dia menambahkan upaya Pertamina dalam menjalankan tugas sebagai BUMN energi memang baik. Antara lain, berkontribusi 69 persen dari produksi minyak dan 34 persen dari produksi gas nasional.
Begitu pula dari sisi kinerja keuangan. Pada 2023 Pertamina mampu meraup laba 17 persen lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya.
Ke depan, dia menyatakan keyakinannya melalui dukungan yang semakin kuat dari Pemerintahan Prabowo akan membuat performa BUMN termasuk Pertamina semakin meningkat. "Karena Pertamina dalam kapasitas menjalankan tugas," kata dia.
Kurangi ketergantungan impor
Menurut Tauhid, dukungan tersebut bisa berupa regulasi maupun berbagai insentif, termasuk tarif. Seperti, mengurangi dividen sehingga dana yang ada bisa dialokasikan untuk sektor hulu.Dia berharap, melalui realokasi tersebut, Pertamina bisa semakin meningkatkan kegiatan seperti eksplorasi dan eksploitasi.
Dengan demikian, menurut dia, diharapkan ke depan akan semakin mengurangi ketergantungan terhadap impor termasuk untuk mempersiapkan program substitusi untuk mengurangi impor BBM non-diesel, seperti Pertalite dan Pertamax.
Baca: Kurangi Impor, Jokowi Dorong Produktivitas Minyak |
Jika hal itu terwujud, dia menyatakan keyakinannya bahwa impor juga akan terus menurun dan mendukung berbagai upaya yang sudah terlebih dahulu dilakukan BUMN energi tersebut.
"Apalagi untuk menekan impor, Pertamina sebelumnya sudah melakukan melalui program Biodiesel B50," katanya.
Transisi energi bersih
Selain mengurangi ketergantungan impor, program transisi energi seperti Biodiesel, juga berperan dalam mengurangi emisi, termasuk memenuhi target Net Zero Emission (NZE) paling lambat 2060.Untuk itu, Tauhid juga berharap, Pemerintah terus mendorong Pertamina dan BUMN lain untuk semakin mengembangkan energi bersih. Apalagi saat ini penggunaan energi bersih baru mencapai 12-13 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News