Jakarta: PT Super Bank Indonesia Tbk atau Superbank akhirnya membuka rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) setelah lama dinantikan pasar.
Bank digital yang didukung konglomerasi teknologi dan keuangan besar ini menargetkan perolehan dana yang tidak sedikit dari aksi perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Bank digital yang didukung konglomerasi teknologi dan keuangan besar ini menargetkan perolehan dana yang tidak sedikit dari aksi perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Superbank siap IPO, targetkan dana jumbo
Dalam prospektus yang dikutip Medcom.id, Superbank berencana melepas maksimal 4,40 miliar saham baru, setara 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Setiap saham memiliki nilai nominal Rp100.
Harga penawaran ditetapkan pada rentang Rp525 hingga Rp695 per saham. Jika harga berada di batas atas, Superbank berpotensi menghimpun dana segar hingga Rp3,06 triliun.
Saat melantai di bursa, Superbank akan memiliki kode saham SUPA.
Harga penawaran ditetapkan pada rentang Rp525 hingga Rp695 per saham. Jika harga berada di batas atas, Superbank berpotensi menghimpun dana segar hingga Rp3,06 triliun.
Saat melantai di bursa, Superbank akan memiliki kode saham SUPA.
| Baca juga: Cara Bank Digital Bidik Segmen Underbanked |
Jadwal penting IPO Superbank
Bagi calon investor yang ingin masuk sejak awal, berikut timeline pelaksanaan IPO Superbank:
Masa Penawaran Awal (Bookbuilding): 25 November-1 Desember 2025
Tanggal Efektif: 8 Desember 2025
Masa Penawaran Umum: 10-15 Desember 2025
Tanggal Penjatahan:15 Desember 2025
Tanggal Pencatatan Saham di BEI: 17 Desember 2025
Masa Penawaran Awal (Bookbuilding): 25 November-1 Desember 2025
Tanggal Efektif: 8 Desember 2025
Masa Penawaran Umum: 10-15 Desember 2025
Tanggal Penjatahan:15 Desember 2025
Tanggal Pencatatan Saham di BEI: 17 Desember 2025
Penggunaan dana IPO
Dalam prosepktus juga dijelaskan bahwa seluruh dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk memperkuat bisnis Superbank.
Sekitar 70 persen akan digunakan sebagai modal kerja, terutama untuk mendukung penyaluran kredit. Lalu sisanya 30 persen dialokasikan sebagai belanja modal, termasuk pengembangan produk digital dan investasi teknologi untuk memperkuat layanan bank.
Sekitar 70 persen akan digunakan sebagai modal kerja, terutama untuk mendukung penyaluran kredit. Lalu sisanya 30 persen dialokasikan sebagai belanja modal, termasuk pengembangan produk digital dan investasi teknologi untuk memperkuat layanan bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id