Presiden Joko Widodo. (Foto: MI/Ramdani)
Presiden Joko Widodo. (Foto: MI/Ramdani)

Jokowi Puji Kerja Keras Mentan Tingkatkan Produksi

Gervin Nathaniel Purba • 06 Mei 2020 17:30
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan produksi pangan secara nasional surplus. Defisit pangan hanya terjadi di wilayah tertentu.
 
"Ramainya di media mengenai defisit pangan kita, bahwa yang dibicarakan itu adalah defisit pangan di provinsi, defisit di wilayah. Itu bisa ditutup dari surplus di provinsi lain," ujar Jokowi dalam papat terbatas melalui video conference, dikutip keterangan tertulis, Rabu, 6 Mei 2020.
 
Tentang hal ini, Jokowi pun sangat mengapresiasi kerja keras Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang terus meningkatkan produksi dan membantu petani di tengah pandemi virus korona (covid 19).

"Jadi jangan ditulis-tulis Mentan bohong. Nanti repot Pak Mentan Syahrul. Kita bicara bukan defisit pangan nasional kok, tapi provinsi," ujar Jokowi.
 
Senada dengan hal ini, Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB Muhammad Firdaus menegaskan bahwa kondisi ketersediaan pangan pokok nasional secara kumulatif mencukupi, meskipun belum merata sebarannya. Sebab surplus-defisit dalam sistem penyediaan pangan antarwilayah itu sudah menjadi hal yang biasa terjadi.
 
"Di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) sekalipun, distribusi pangannya belum merata. Apalagi kita negara kepulauan terbesar di dunia. Tidak mungkin produksi merata sama di seluruh wilayah. Sistem distribusinya yang perlu ditata lebih baik,” kata Firdaus.
 
Jokowi Puji Kerja Keras Mentan Tingkatkan Produksi
(Mentan Syahrul Yasin Limpo. Foto: Dok. Kementan)
 
Sementara itu, Mentan Syahrul mengatakan Kementan terus berupaya melakukan sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjaga ketersediaan dan distribusi pangan. Khususnya pada 11 komoditas bahan pokok. Bahkan tahun ini sebagian besar provinsi mengalami surplus produksi.
 
"Untuk itu, Kementan mengembangkan strategi sistem logistik nasional dalam menyederhanakan rantai pasok dan intervensi distribusi. Salah satunya dengan mengalihkan komoditas dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit. Untuk saat ini, setidaknya ada 28 propinsi dalam kondisi terkendali. Provinsi lainnya yakni Kalimantan Utara dan Maluku tentu perlu mendapat perhatian lebih," kata Syahrul.
 
Sebagai informasi, perkiraan ketersediaan pangan nasional berdasarkan perkiraan produksi yang dirilis BPS, terdapat surplus beras hingga Juni 2020 diperkirakan 6,4 juta ton, jagung surplus 1,01 juta ton, bawang merah surplus 330.384 ton, gula pasir sebanyak 1,07 juta ton, dan minyak goreng surplus 5,7 juta ton.
 
Komoditas lainnya, yakni bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, telur ayam juga diperkirakan surplus.
 
Untuk komoditas beras dan stok beras akhir Maret 2020 sebanyak 3,45 juta ton. Stok di Bulog 1,4 juta ton, di penggilingan 1,2 juta ton, di pedagang 754 ribu ton, dan di Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) 2.939 ton. Ini belum termasuk stok di masyarakat lainnya seperti di rumah tangga dan horeka.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan