Investor tersebut berasal dari Arab Saudi hingga Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Beberapa waktu lalu, Luhut bahkan mengaku intens berkomunikasi dengan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud (MBS) terkait rencana pendanaan IKN.
"Paling tidak yang sudah saya tahu ada lima negara (siap danai IKN). Ada dari Arab Saudi, konsorsium Abu Dhabi dan Tiongkok," ungkapnya dari tayangan MetroTV News, dilansir Mediaindonesia.com, Senin, 21 Maret 2022.
UEA, disampaikan Luhut akan menggelontorkan USD20 miliar untuk pembiayaan IKN. Untuk Arab Saudi masih dalam tahap negosiasi soal berapa investasi yang siap mengalir ke kantong negara.
Alasan Softbank mundur
Menko Marves juga menjelaskan alasan mundurnya Softbank dari proyek IKN karena persoalan internal perusahaan asal Jepang tersebut. Dana USD100 miliar yang sempat ditawarkan investor pada awalnya, tetap akan dimasukkan ke dalam proyek pembangunan ibu kota baru, karena uang tersebut juga berasal dari Abu Dhabi dan Arab Saudi.
"Karena Softbank bermasalah, mereka enggak jadi (investasi ke IKN). Tapi, bakal masuk ke sovereign wealth fund Indonesia (uang pendanaan IKN)," ungkap Luhut.
Adapun anggaran yang dibutuhkan pemerintah untuk membiayai pembangunan, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN saja sebesar Rp46 triliun, data dari Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat Ketua Tim Komunikasi IKN Sidik Pramono mengatakan, pada prinsipnya pembiayaan pembangunan IKN bisa berasal dari APBN dan sumber-sumber pendanaan lain yang sah menurut ketentuan perundang-undangan.
"Namun, porsi pembiayaan APBN diupayakan seminimal mungkin," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News