Ia menyebut saat ini Eropa berencana untuk melakukan embargo minyak mentah Rusia buntut konflik negara tersebut dengan Ukraina. Arifin memperkirakan kondisi akan membuat permintaan naik, pasokan terbatas, sehingga harga meningkat.
"Apa dampaknya? Subsidi akan naik. Apa yang harus kita lakukan? Mari kita sama-sama hemat energi, itu saja kata kuncinya, saling membantu satu dan lain," kata dia dalam FGD 'Energi, Lingkungan Hidup dan Geopolitik Dunia' di NasDem Tower, Jakarta, Jumat, 3 Juni 2022.
Arifin menjelaskan saat ini produksi minyak Rusia berada di urutan ketiga dunia sekitar 11 juta barel per hari. Produksi Rusia hanya kalah dari Amerika Serikat (AS) yang mencapai 16 juta barel per hari dan Arab Saudi sekitar 12 juta barel per hari.
"Jadi kebayang kalau 11 juta ini diblok, pasti akan mengubah keseimbangan dan ini akan menyebabkan demand naik, supply berkurang, harga naik. Minggu depan atau pertengahan bulan ini embargo Eropa ke Rusia akan dilaksanakan," ujar dia.
Tak hanya minyak, Rusia juga merupakan produsen gas bumi terbesar kedua di bawah AS. Apabila 61 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) gas Rusia ini diembargo maka akan menyebabkan krisis gas yang umumnya dipakai untuk pembangkit listrik.
"Ini juga akan menyebabkan ketidakseimbangan yang baru. Apa yang harus dilakukan? Mari kita hemat-hemat energi. Dan kita minta supaya negara-negara OPEC+ bisa meningkatkan produksinya," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News