"Saya harus menyampaikan bahwa surplus ini menggembirakan karena surplus ini terjadi karena ada kenaikan ekspor yang meningkat, sementara impornya juga meningkat," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Selasa, 15 Desember 2020.
Ia menambahkan ekspor pada November mengalami kenaikan 6,36 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir Oktober 2020 sebesar USD14,36 miliar ditopang oleh kenaikan pada ekspor migas sebesar 24,26 persen dan nonmigas yang naik 5,56 persen.
"Kalau dibandingkan posisi tahun lalu atau year on year mengalami peningkatan tinggi sebesar 9,54 persen. Dengan catatan, bahwa kenaikan ini didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas yang meningkat 12,41 persen, sementara migas turun 26,27 persen," ungkapnya.
Untuk impor, BPS mencatat kenaikan 17,4 persen dibandingkan Oktober 2020 yang sebesar USD10,79 miliar. Sayangnya, impor pada November masih mengalami penurunan sebesar 17,46 persen dibandingkan November tahun lalu.
"Bahwa kenaikan impor (dibandingkan bulan sebelumnya) terutama didorong impor nonmigas yang mengalami peningkatan 19,27 persen, sementara impor migas naik tipis 0,59 persen. Dibandingkan dengan posisi tahun lalu, ada penurunan impor nonmigas sebesar 12,33 persen dan impor migasnya juga turun cukup dalam sebesar 49,16 persen," jelas dia.
Secara kumulatif, sejak Januari hingga November 2020 neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus USD19,66 miliar. Surplus ini lebih baik dibandingkan dengan defisit pada dua tahun terakhir yaitu USD3,51 miliar pada 2019 dan USD7,62 miliar di 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id