"Ekonomi kita besarnya di Jawa dan utamanya Jakarta dan Jabodetabek. Kalau PSBB berlanjut dan penanganan belum optimal pasti berpengaruh ke ekonomi nasional," kata dia dalam video conference di Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2020.
Ia menambahkan kerentanan akibat pandemi covid-19 terbilang masih tinggi. Terlebih dengan perkembangan global yang menimbulkan ketidakpastian. Meskipun sempat ada harapan untuk pemulihan ekonomi pada akhir kuartal III-2020.
"Vulnerabilitasnya masih tinggi, terutama pasar saham menurun, kurs relatif stabil Rp14.800 per USD. Kondisi makro terakhir memang ada pemulihan, tapi September kembali flat. Beberapa segmen ekonomi sudah mulai pemulihan," ungkap dia.
Meski begitu, sejauh ini kondisi di Indonesia sudah menunjukan adanya perbaikan. Berbagai stimulus yang digelontorkan pemerintah diharapkan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional. Khususnya yang ada dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Sejauh ini kita lihat kondisi Indonesia bisa terlindungi lah. Soal APBN, dari sisi realisasi stimulus fiskal sudah menguat terutama bansos dan stimulus UMKM. Sudah 43 persen (realisasi) dana PEN jauh lebih baik. Defisit fiskal masih akan relatif lebar dan sejatinya seperti itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News