Jakarta: PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dalam pengembangan proyek paracetamol dari benzene. Kerja sama ini guna mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan pabrik farmasi paracetamol yang akan dibangun akan memiliki kapasitas 3.800 ton per annum (TPA) sebagai turunan produk petrokimia, yaitu benzene.
"Kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” kata Pahala dalam keterangan tertulis, Kamis, 31 Desember 2020.
Kementerian BUMN juga mengapresiasi langkah sinergi BUMN ini lantaran tidak hanya dapat mengurangi impor bahan baku produksi obat, tetapi juga mendorong optimalisasi produk kilang.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menambahkan PT KPI dan KAEF bekerja sama dalam mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia, yaitu benzene dan propylene yang berasal dari kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap untuk dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi, salah satunya paracetamol.
"Melalui HoA antara PT KPI dan PT Kimia Farma, kedua belah pihak akan melanjutkan kajian skema kerja sama bisnis, berdasarkan hasil dari Joint Study yang telah dilaksanakan sebelumnya," ucap Nicke.
Ia menuturkan kajian tersebut meliputi penyediaan bahan baku yaitu benzene, rencana offtake produk, skema transaksi, dan kajian komersial. Inisiasi proyek ini tidak terlepas dari fakta bahwa produk farmasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia.
Pada 2019 lalu, angka permintaan (demand) industri farmasi nasional telah tumbuh hingga Rp88,6 triliun. Namun, 95 persen dari kebutuhan bahan Baku Obat (BBO) masih dipenuhi dari impor.
Dalam acara penandatanganan HoA ini, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) selaku Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir menyampaikan sinergi bisnis ini dapat mendukung ekosistem farmasi di Indonesia.
"Tentunya kami sangat mengapresiasi kerja sama ini dan kami berharap dapat memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus meningkatkan value chain produk petrokimia yang dihasilkan oleh Pertamina" tutur Honesti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News