Kopi Arabika yang berasal dari Pulau Dewata ini memiliki cita rasa serta aroma yang cenderung citrusy yang segar ditambah hint chocolaty, karamel atau brown sugar. Kopi Kintamani ini juga tidak memiliki cita rasa atau aroma spicy atau rempah-rempah khas jenis kopi di Indonesia lainnya.
Hal ini berkat proses penanamannya yang unik. Sedangkan untuk body-nya cenderung medium dan tidak terlalu terasa pahit dengan rasa asam seperti jeruk. Hal inilah yang membuat kopi Kintamani disukai.
Selain itu kopi yang sudah menjadi komoditi ekspor ini juga memiliki kadar kafein yang tidak terlalu tinggi. Kopi Kintamani ditanam di ketinggian 900-1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) di dekat Gunung Batur.
Baca juga: Askrindo Bantu Tingkatkan Kesejahteraan Guru PAUD, Begini Caranya |
Proses penanaman kopi Kintamani
Ketua kelompok petani Kopi Arabika Langit Bali Wayan Sukadana Yasa mengatakan cita rasa serta aroma dari Kopi Kintamani ini cenderung terasa citrusy, karena proses penanamannya yang unik dan tidak biasa.
"Perkebunan kopi Kintamani ini biasanya juga menjadi lahan perkebunan jeruk atau sayuran lainnya. Berkat inilah aroma kopinya terasa seperti buah jeruk. Tentunya aroma dan cita rasa citrusy ini berasal dari cara penanaman tradisional tanpa proses chemical," jelas dia, Jumat, 23 Februari 2024.
Sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana yang masih dilestarikan hingga kini, semua proses penanaman hingga panen dilakukan secara alami dan tradisional. Tri Hita Karana jika diterjemahkan menjadi tiga penyebab kebahagiaan. Salah satunya adalah filosofi menjaga keseimbangan alam.
Perkebunan kopi Kintamani menjaga keseimbangan alam dengan juga menggunakan sistem irigasi subak, pupuk organik, dan tanpa pestisida. Selain itu penanaman pohonnya ditanam beriringan dengan pohon jeruk atau sayuran. Jadi, tidak heran jika kopi Kintamani juga dikenal sebagai kopi yang ecofriendly karena proses penanamannya yang begitu memerhatikan lingkungan. Kopi Kintamani juga sudah memiliki sertifikat Geographical Indication yang artinya jenis kopi ini sudah diakui secara internasional keberadaannya.
Nah, bicara proses penyeduhannya, kamu bisa mencoba proses seduh tradisional, yaitu tubruk. Kopi tubruk ini memang secara luas dikenal dari Sabang sampai Merauke. Proses pembuatannya mudah karena hanya membutuhkan bubuk biji kopi halus dan air panas saja. Kopi Kintamani yang diseduh dengan cara tubruk juga memunculkan aroma yang lebih kuat. Biasanya warga lokal Bali juga menambahkan gula sebagai pemanis alami.
Baca juga: Gandeng Bank Maluku Malut, Askrindo Beri Asuransi Kredit Produktif |
Petani kopi Arabika didorong bersaing hingga mancanegara
Hal ini sesuai dengan misi PT Askrindo dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional terutama program pemerintah untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Sekretaris Perusahaan PT Askrindo Cahyo Hari Purwanto mengatakan, perusahaan konsisten dalam pemberdayaan UMKM secara nasional melalui program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PUMK) TJSL. Askrindo fokus terhadap proses pengembangan kualitas dan kuantitas pengolahan kopi Kintamani dari hulu ke hilir.
"Program ini membantu para petani Kopi Arabica Kintamani Langit Bali dapat bersaing di pasar domestik dan mancanegara sehingga para petani dapat menghasilkan nilai tambah. Selain kopi Arabika Langit Bali, Askrindo juga telah membantu para mitra binaannya melakukan pemasaran hingga keluar negeri seperti Norwegia dan TurkiSelain bantuan pendanaan, Askrindo juga memberikan bantuan sarana produksi agar kopi Langit Bali Kintamani ini terus dikenal luas oleh wisatawan," jelas Cahyo.
Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu Creating Shared Value (CSV) dimasa mendatang bagi PT Askrindo yang sesuai dengan program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) pada Pilar Ekonomi nomor 4, yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekomoni dalam rangka peningkatan nilai tambah ekonomi mencakup penguatan kewirausahaan, UMKM dan koperasi, serta peningkatan nilai tambah dan lapangan kerja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News