Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Anggota Dewan Pengupahan Nasional Sarman Simanjorang mengatakan Kadin Indonesia menyediakan menyediakan platform kadinfornaker.id.
Ia menilai platform itu merupakan salah satu tonggak pencapaian dari dialog dan kolaborasi intensif antara pengusaha, buruh, dan pekerja yang sudah berlangsung sejak tahun lalu.
"Langkah strategis yang diambil Kadin Indonesia adalah menyediakan kesempatan pembelajaran, pendampingan, dan bursa kerja yang luas bagi para buruh dan pekerja di seluruh Indonesia untuk terus beradaptasi dengan tuntutan dan tren industri serta dunia kerja saat ini," kata Sarman dalam keterangan yang diterima Medcom.id, Kamis, 2 Mei 2024.
Baca juga: Bertemu Menko Airlangga Hartarto, Ketua Kadin Bahas Perlindungan Pelaku UMKM Domestik |
Menurutnya, peningkatan SDM tenaga kerja, penguasaan teknologi, dan budaya kerja harus diutamakan di masa depan untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan dunia Industri.
"Selain itu, daya saing tenaga kerja Indonesia juga akan ditentukan sejauh kita mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi terkini," ujar dia.
Menghadapi bonus demografi
Lebih lanjut, Sarman mengungkapkan kolaborasi antara buruh/pekerja dan pengusaha juga harus terjalin untuk menjawab tantangan bonus demografi yang sudah di depan mata.Serikat pekerja/buruh harus melakukan kajian, menyusun ide, dan gagasan bagaimana agar bonus demografi nanti mampu dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal itu diyakininya menjadi modal yang kuat untuk mencapai Indonesia Emas 20245.
"Sebaliknya jika bonus demografi ini tidak bisa kita kelola secara produktif maka akan menjadi beban negara dan akan memiliki dampak sosial ditengah kehidupan masyarakat," ujar dia.
Pelaku usaha berharap agar Peringatan Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei 2024 dijadikan untuk melihat berbagai tantangan tenaga kerja dimasa depan dan proaktif memberikan solusi dan strategi mengatasi tantangan tersebut.
"Dengan semangat kolaborasi kita akan mampu menjawab bersama berbagai tantangan tenaga kerja dan dunia usaha di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tekanan dampak geopolitik yang belum mereda," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News