Target tersebut mengalami penurunan jauh dari target tahun lalu yang mencapai 200 ribu unit dengan anggaran yang disiapkan sebanyak Rp1,4 triliun. Sayangnya, tahun lalu Kemenperin gagal total lantaran program subsidi bantuan pembelian motor listrik cuma terealisasi 11.532 unit dengan anggaran yang terserap Rp80,7 miliar.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, salah satu alasan kuota subsidi motor listrik pada 2023 tidak terpenuhi karena penyaluran subsidi baru dimulai April 2023. Kemudian, syarat-syaratnya disederhanakan berlaku pada September 2023.
"Pada 19 September 2023, pemerintah mengubah syarat penerima Bantuan Pembelian KBLBB menjadi satu Kartu Tanda Penduduk (KTP) per unit motor sehingga lebih mudah dan terbuka untuk semua kalangan. Perubahan persyaratan tersebut mendorong peningkatan pembelian sebesar 567 persen," ungkap Agus dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 14 Januari 2024.
Baca juga: Serapan Subsidi Motor Listrik Jauh dari Target, Kemenperin Gagal Total! |
Penyebab rendahnya penyerapan subsidi motor listrik
Agus menjelaskan, salah satu penyebab rendahnya penyerapan subsidi motor listrik adalah terkait dengan kemampuan dari komponen baterai yang diproduksi saat ini. Sebab, pengisian daya yang dinilai terlalu lama membuat minat masyarakat akan motor listrik menjadi rendah.
Mengenai hal tersebut, Kemenperin aktif menjalin komunikasi dengan para produsen sepeda motor listrik untuk menetapkan standarisasi baterai.
"Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai. Jadi komponen tersebut harus bisa memiliki durasi yang lama, panjang, dan baterainya harus bisa mudah di-charge. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik," papar Agus.
Namun demikian, Agus optimistis target program subsidi motor listrik pada 2024 akan bisa tercapai. Hal ini sejalan dengan mulai ramainya produk yang dipasarkan sehingga konsumen bisa memilih lebih banyak sesuai kebutuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News