Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Saat Negara-negara Lain Turun, Pertumbuhan PMA Kuartal III Cetak Sejarah!

Insi Nantika Jelita • 24 Oktober 2022 14:07
Jakarta: Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada kuartal III-2022 mencetak sejarah dengan mengalami pertumbuhan terbesar.
 
Nilai PMA mencapai Rp168,9 triliun atau 54,9 persen dari total jumlah investasi kuartal III-2022 sebesar Rp307,8 triliun. Jumlah PMA meningkat secara tahunan sebesar 63,6 persen (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya dan tumbuh 3,5 persen dibanding kuartal sebelumnya.
 
"Ketika FDI (Foreign Direct Investment) negara-negara lain turun, tapi alhamdulillah PMA Indonesia capai Rp168,9 triliun. Ini terbesar sepanjang sejarah, luar biasa sekali tumbuh 63,6 persen," kata Bahlil saat konferensi pers, Senin, 24 Oktober 2022.

Singapura menempati urutan pertama sebagai negara asal PMA terbesar di kuartal III-2022 dengan realisasi investasi sebesar USD3,8 miliar atau 32,5 persen dari total investasi PMA di kuartal tersebut.
 
Berikutnya, ada Tiongkok dengan realisasi investasi mencapai USD1,6 miliar atau 13,3 persen dari total PMA di kuartal III-2022. Ketiga ada Jepang dengan USD1 miliar, lalu ada Hongkong dengan USD1 miliar dan Malaysia yang menyumbang investasi sebesar UD900 juta.
 
"Jadi ada beberapa investasi dari Korea, masuknya ke Malaysia karena mereka mengakuisisi perusahaan di sana. Contoh Lotte, bukan sepenuhnya uang Malaysia," ucap Bahlil.
 
Baca juga: Capai Rp307 Triliun di Kuartal III, Bahlil: Investasi Serap 325 Ribu Pekerja!

 
Ia menerangkan, hampir semua negara yang melakukan investasi Indonesia ini mempunyai tipe berbeda. Indonesia diunggulkan dengan kekayaan sumber daya alam dan bahan mentah yang bisa memperbaiki ekosistem logistik di tengah melambatnya perekonomian global, seperti di Tiongkok atau di Amerika Serikat.
 
"Penataan terhadap aturan regulasi dan insentif pun semakin hari semakin baik, dan yang terakhir adalah stabilitas politik dan kondisi kenyamanan mereka di Indonesia," jelas Bahlil.
 
Menteri Investasi berkeyakinan bahwa Indonesia tetap akan menjadi pilihan dalam rangka realitas investasi, terutama menyangkut hilirisasi.
 
"Dengan Tiongkok ini kan lagi dorong betul-betul hilirisasinya jadi saya melihatnya sekalipun di sana itu ada slow down, tapi investasi kita akan baik-baik saja," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan