Ilustrasi. FOTO: MI/ANGGA YUNIAR
Ilustrasi. FOTO: MI/ANGGA YUNIAR

Batu Bara Masih Jadi Jagoan Perekonomian Nasional

Ihfa Firdausya • 19 September 2022 12:02
Jakarta: Sektor batu bara masih menjadi salah satu andalan dalam menopang perekonomian nasional. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penerimaan negara dari batu bara tahun ini sudah mencapai Rp91,47 triliun hingga akhir Agustus atau dua kali lipat dari target tahun ini sebesar Rp42,36 triliun.
 
Kontribusi batu bara pada perekonomian nasional tahun ini pun diprediksi bisa mencapai 5-6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Lantaran kontribusi batu bara bagi perekonomian nasional secara keseluruhan cukup signifikan, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyebut penggunaan batu bara tidak serta-merta bisa dihentikan.
 
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli, Indonesia harus mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki untuk kemajuan industri dalam negeri. "Kita diberi kelebihan dengan sumber daya yang ada," kata Rizal, dilansir dari Mediaindonesia.com, Senin, 19 September 2022.

"Sumber daya ini wajib digunakan semaksimal mungkin untuk kemajuan bangsa dan negara," tambah Rizal.
Baca: Duh, Jumlah Wirausaha di Indonesia Belum Ideal untuk Jadi Negara Maju!

Pemanfaatan potensi sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum juga jadi semangat yang mengawali terbentuknya pionir perusahaan tambang di Aceh, yakni Media Djaya Bersama (MDB) Group.
 
Sebagai perusahaan industri pertambangan batu bara pertama dan terbesar di Aceh, MDB melalui dua anak perusahaannya, PT Mifa Bersaudara (MIFA) dan PT Bara Energi Lestari (BEL), memegang hak penambangan eksklusif area konsesi seluas 4.629 hektare.
 
Direktur Utama MIFA dan BEL Ricky Nelson menuturkan setelah bencana tsunami melanda Aceh pada 2004, para pemimpin negeri, termasuk Surya Paloh, memikirkan apa yang bisa dilakukan untuk pengembangan ekonomi di Bumi Serambi Mekah. "Salah satu potensinya ialah melakukan penambangan batu bara," ungkap Ricky.

 
MIFA Bersaudara dan Bara Energi Lestari bekerja sama dengan dua stakeholder, yakni Media Group dan ABM Investama, pada 2005 sampai 2011 melakukan eksplorasi dan menghimpun data tentang cadangan batu bara di Aceh. Periode 2011-2014 ialah masa konstruksi. Pada 2014 sejumlah infrastruktur mulai rampung, seperti jalan tambang, mes karyawan, kantor staf, dan jeti.

"Pada 2015 adalah pengapalan awal," kata Ricky.

Kehadiran industri besar pertama di Aceh itu berdampak cukup besar. Yang paling terasa ialah membawa masyarakat, terutama anak-anak muda di Aceh kepada pemikiran dunia industri.
 
"Dunia industri kan penuh dengan efisiensi, optimalisasi, aturan-aturan kerja, dan cara bekerja yang efektif. Di satu sisi, kita harus menggerakkan roda bisnis, tapi di sisi lain kita juga harus membangun mental berusaha atau bekerja," pungkas Ricky.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan