Salah satunya dengan mengusung tiga strategi utama dalam ajang Indonesia Maritime Week (IMW) 2025 di Jakarta.
Sekretaris Jenderal International Maritime Organization (IMO) Arsenio Dominguez menekankan pentingnya aksi nyata dalam mendorong efisiensi dan keberlanjutan di sektor maritim global.
Menurut Arsenio, Asia dan terutama Indonesia memiliki potensi besar di industri maritim. Mengingat 95 persen pembuatan kapal di dunia berada di Asia, dan pelabuhan pelabuhan besar dunia juga ada di Asia.
"Transaksi impor ekspor sebanyak 40-60 persen ada di Asia. Begitu juga pelaut, Asia masuk 4 besar pemasok pelaut di dunia dan Indonesia ada di peringkat 3. Misi saya untuk Indonesia, untuk Asia, dan sebenarnya untuk sektor ini secara global, adalah agar kita fokus pada tindakan nyata dan hasil yang dapat dirasakan. Kita sudah memiliki alatnya. Kita hanya perlu mulai bergerak maju dengan apa yang sudah kita katakan akan kita lakukan," ujar Arsenio.
Ia juga menekankan pentingnya bisnis yang berkesinambungan dengan lingkungan di Asia dan Indonesia.
"Jangan berhenti berkembang dalam hal keamanan maritim, keselamatan, dan menjaga lingkungan. Bagaimana agar bisnis ini berkelanjutan? Kita perlu menambah investasi di sektor ini tentunya," kata dia.
Baca juga: PIS Bawa Inovasi dan Kolaborasi Strategis, Majukan Industri Maritim RI |
Arsenio juga menekankan pentingnya peran digitalisasi dalam industri ini, Kemudian ada penggunaan digitalisasi, alat-alat yang telah kita bicarakan di sini. “Kita dapat meningkatkan efisiensi kapal yang beroperasi di laut, dan juga operasi pelabuhan, dengan memanfaatkan teknologi yang saat ini sudah tersedia,” ungkap dia.
Menjawab tantangan tersebut, Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati memaparkan tiga strategi utama yang menjadi fondasi pertumbuhan berkelanjutan perusahaan, yang kini telah berlayar di lautan internasional.
“Kami terus memperkuat daya saing PIS di tingkat global, dengan mengedepankan efisiensi, keberlanjutan, dan teknologi terkini. Tiga strategi ini dirancang untuk menjadikan PIS sebagai pelaku utama di rantai logistik energi Asia,” ujar Diah dalam keterangan tertulis, Senin, 2 Juni 2025.
Langkah pertama melalui peningkatan kapabilitas infrastruktur domestik seperti terminal dan pelabuhan. Yang kedua, melalui diversifikasi kargo seperti petrokimia dan dry bulk. Serta yang ketiga, berfokus pada pengembangan teknologi baru serta sumber daya manusia guna meningkatkan efisiensi operasional.
Dalam ajang IMW 2025, PIS juga menyoroti inisiatif berbasis prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang telah dijalankan, seperti pengembangan green shipping, green ports, serta sistem pelacakan data real-time untuk mendukung keselamatan pelaut dan efisiensi energi.
“Dari perspektif peran saya sebagai CFO, visi saya adalah menjadikan Indonesia pusat global untuk logistik maritim yang berkelanjutan dan cerdas. Ini berarti pelabuhan dan armada terintegrasi secara digital dan didukung oleh energi bersih,” kata Diah.
PIS juga menegaskan sinergi dalam ekosistem Pertamina Group, di mana subholding energi bersih seperti Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) berperan penting mendukung transisi energi nasional—sejalan dengan arah strategis sektor maritim global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News