Antara lain ke Asia Tengah dengan peningkatan sebesar 115,93 persen (mom), disusul oleh kawasan Amerika Tengah yang tumbuh 75,33 persen (mom), dan Asia lainnya yang tumbuh 33,38 persen (mom).
"Selain itu, ekspor ke kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga meningkat. Kembali meningkatnya ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa wilayah Asia setelah turun pada bulan lalu menunjukkan bahwa permintaan pasar Asia mulai membaik," ujar Lutfi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 17 Juli 2021.
Beberapa komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia yang tumbuh cukup tinggi pada Juni 2021 antara lain besi baja (HS 72) yang naik 32,31 persen (mom); kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 42,19 persen (mom); bijih, terak, dan abu logam (HS 26) naik 35,36 persen (mom); mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) naik 15,87 persen (mom); serta alas kaki (HS 64) naik 33,01 persen (mom).
Sementara itu, beberapa komoditas yang ekspornya turun pada Juni 2021 adalah lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang turun 30,90 persen (mom); berbagai produk kimia (HS 38) turun 11,40 persen (mom); kertas, karton, dan barang daripadanya (HS 48) turun 6,21 persen (mom); logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 2,54 persen (mom); dan pulp dari kayu (HS 47) turun 4,08 persen (mom).
Jika dilihat secara kumulatif Januari-Juni 2021, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan sebesar 34,78 persen (yoy). Sebagian besar ekspor produk utama Indonesia tercatat meningkat.
Peningkatan signifikan ditunjukkan oleh kelompok produk bijih, terak, dan abu logam (HS 26) yang naik 160,89 persen (yoy); disusul besi dan baja (HS 72) naik 92,74 persen (yoy); berbagai produk kimia (HS 38) naik 71,85 persen (yoy); lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) naik 57,55 persen (yoy); serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 54,58 persen (yoy).
Di sisi lain impor Indonesia pada Juni 2021 mencapai USD17,23 miliar, naik 21,03 persen (mom) atau melonjak sebesar 60,12 persen (yoy). Peningkatan kinerja impor pada Juni 2021 dipicu kenaikan impor migas sebesar 11,44 persen (mom) menjadi USD2,30 miliar dan kenaikan impor nonmigas sebesar 22,66 persen (mom) menjadi USD14,93 miliar.
Kenaikan impor tertinggi berasal dari impor logam mulia (HS 71) yang naik 153,03 persen (mom) dengan nilai impor USD0,27 miliar, serealia (HS 10) naik 79,99 persen (mom) dengan nilai USD0,43 miliar, perangkat optik (HS 90) naik 54,43 persen dengan nilai USD0,28 miliar, produk farmasi (HS 30) naik 39,33 persen (mom) dengan nilai USD0,28 miliar, serta pupuk (HS 31) naik 35,22 persen (mom) dengan nilai USD 0,19 miliar.
Pada Juni 2021 ini, impor seluruh golongan penggunaan barang tercatat naik dibanding bulan sebelumnya. Impor barang modal dan bahan baku/penolong meningkat lebih tinggi (tumbuh masing-masing 35,02 persen mom dan 19,15 persen mom) dibandingkan dengan impor barang konsumsi (naik 16,92 persen mom).
"Kenaikan impor barang modal dan bahan baku/penolong pasca-Lebaran menunjukkan bahwa industri dalam negeri Indonesia masih berada di tingkat ekspansi, yang ditunjukkan oleh gairah pada permintaan domestik, output nasional, dan ekspor," pungkas Lutfi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id