"Per hari yang mengajukan Nomor Izin Berusaha (NIB) itu 120 ribu sampai 150 ribu. Itu untuk UMKM saja," kata Bahlil dalam diskusi virtual, Senin, 14 Juni 2021.
Menurutnya, peningkatan jumlah pengusaha tersebut sesuai dengan program pemerintah. Pemerintah menargetkan jumlah pelaku usaha bisa mencapai lima hingga enam persen.
"Ini sejalan dengan program pemerintah karena jumlah pengusaha kita ini kan baru 3,6 persen. Kita targetkan di atas 5-6 persen. Idealnya double digit," ungkapnya.
Bahlil menjelaskan, masifnya penetrasi jumlah pelaku usaha salah satunya dipicu oleh digitalisasi. Pengusaha-pengusaha muda memandang digitalisasi adalah sebuah proses.
"Dengan semakin tambahnya teman-teman muda menjadi pengusaha UMKM maka pasti proses digitalisasi ini adalah bagian terpenting untuk bagaimana berkolaborasi dengan investor. Itu sudah pasti instrumennya ke sana," tuturnya.
Di sisi lain, Bahlil juga menyampaikan, dalam mendorong kemajuan UMKM pemerintah meminta UMKM untuk dapat melakukan substitusi kepada produk-produknya agar menjadi produk impor yang bisa diterima secara global.
Pemerintah ingin mengubah produk UMKM untuk bisa masuk ke ranah industri, lebih modern, dan diterima di pasar global.
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah saat ini adalah memberikan kesempatan UMKM untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem mobil listrik.
"Ini kita dorong ada bagian subsistem yang tidak boleh dikerjakan oleh holdingnya, oleh investor asing, dan BUMN-nya. Itu bagian yang kita kasih ke UMKM supaya mereka jangan UMKM hanya bikin batik, kerupuk, kopi. Ada sedikit modern itu. Sekarang kita masuk ke sektor industri itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News