Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan, pada semester I-2021, volume biodiesel yang telah tersalurkan sebesar 4,3 juta kiloliter (KL) atau 46,7 persen dari target penyaluran biodiesel pada 2021 dan memberikan manfaat ekonomi setara hingga Rp29,9 triliun.
Angka tersebut terdiri dari penghematan devisa sebesar Rp24,6 triliun dan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp5,3 triliun. Selain itu, implementasi biodiesel juga berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 11,4 juta ton CO2e.
"Penyediaan dan pemanfaatan B30 telah menempatkan Indonesia pada posisi terdepan di dunia dalam implementasi biodiesel. Program B30 telah dinikmati oleh para konsumen yang menggunakan mesin dengan bahan bakar diesel baik di sektor transportasi maupun sektor industri lainnya," ujar Dadan dilansir dari laman resmi Kementerian ESDM, Selasa, 27 Juli 2021.
Pada 2021, alokasi biodiesel ditetapkan sebesar 9,2 juta kl, didukung oleh 20 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU-BBN) yang mengikuti pengadaan Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dan 20 BU-BBM yang wajib melakukan pencampuran BBN jenis biodiesel dengan BBM Jenis Minyak Solar.
Rata-rata serapan setiap bulan diperkirakan sebesar 766 ribu KL. Sejak Januari hingga Juni 2021, capaian rata-rata pemenuhan purchase order bulanan mencapai 93,03 persen, dengan serapan terendah di Januari dan tertinggi di Juni 2021.
Adapun pandemi covid-19 sedikit memperlambat penyerapan biodiesel akibat adanya pembatasan mobilitas sehingga terjadi penurunan serapan biodiesel baik di sektor transportasi maupun industri. Namun, pemerintah optimistis di akhir tahun penyerapan biodiesel akan mencapai target yang telah ditetapkan.
Beberapa kendala yang terjadi dalam penyaluran biodiesel pada semester I ini antara lain terbatasnya tangki penyimpanan, keterlambatan dalam unloading FAME yang diakibatkan kepadatan di jetty, dan terjadi kerusakan peralatan di pabrik BUBBN.
Untuk memastikan penyaluran B30 berjalan lancar dan tidak adanya penyaluran B0 (solar murni) beberapa upaya terus dilakukan, antara lain mendorong percepatan penyediaan tangki penyimpanan tambahan, penambahan fasilitas jetty, meningkatkan pengawasan, dan menghimbau kepada industri BUBBN untuk menghindari unplanned maintenance.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News