Jakarta: Anak usaha Pertamina, PT Patra Jasa telah sukses melakukan pengatapan atau topping off untuk fasilitas Research & Technology Center (RTC) Terintegrasi. Capaian ini merupakan salah satu moment penting dalam mewujudkan Indonesia mencapai nol emisi pada 2060.
RTC Terintegrasi Pertamina ini tak hanya sekadar bangunan pusat untuk kebutuhan riset dan teknologi. Lebih dari itu, RTC diharapkan akan mendukung kemandirian energi Indonesia.
Dari sini diharapkan akan lahir inovasi-inovasi yang dapat mewujudkan transisi energi Indonesia ke depan. Selama ini, tempat riset dan teknologi berdiri secara terpisah-pisah. Karena itu, dengan adanya RTC membuat riset dan teknologi menjadi lebih terintegrasi.
"RTC Terintegrasi ini merupakan wujud nyata dalam keberlangsungan bisnis, meningkatkan produksi migas, peningkatan diversifikasi produk pengolahan, dan mendorong inovasi baru, yang berkaitan dengan sustainability dan upaya net zero emission Pertamina lainnya," kata SVP Upstream & Portfolio Co. Business Development & Portfolio Edy Karyanto, dikutip dari siaran pers, Sabtu, 9 Desember 2023.
RTC Terintegrasi yang berada di lahan milik Pertamina di Jalan Daan Mogot KM 16, Jakarta Barat, dibangun menggunakan teknologi Building Information Modelling (BIM), serta didukung pemanfaatan teknologi smart-construction, seperti Augmented Reality.
Sebagai gedung riset terpadu Pertamina, RTC Terintegrasi terdiri dari beberapa bangunan, di antaranya laboratorium utama yang terdiri dari 51 laboratorium yang bisa menampung sekitar 200 pekerja dan akan dijadwalkan selesai pada Agustus 2024.
Laboratorium terbuka diperkirakan dapat di isi 50 pekerja, dan business center dengan kapasitas sekitar 100 pekerja. Seluruh bangunan gedung dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung.
"Pembangunan gedung ini merupakan wujud nyata, keseriusan Pertamina dalam mendukung program Pemerintah mengurangi efek pemanasan global," ujar Edy.
Setiap bangunan di RTC Terintegrasi memiliki fasilitas-fasilitas yang unggul untuk menunjang hasil riset yang bermanfaat bagi Indonesia, seperti fasilitas laboratorium terintegrasi untuk penelitian, hulu, hilir, mengedepankan konsep green building, menggunakan panel surya untuk menyediakan energi bangunan, penerapan building automation system dalam operasional bangunan, serta pemanfaatan secara maksimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Edy berharap proses pembangunan RTC Terintegrasi bisa selesai tepat waktu, tanpa mengalami hambatan apapun.
"Kedepan, Pertamina akan terus berinovasi, mengembangkan energi baru dan terbarukan, dan melakukan implementasi Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) dan Nature-Based Solutions (NBS), serta menargetkan pengurangan karbon dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada 2060," tutur Edy.
RTC Terintegrasi Pertamina ini tak hanya sekadar bangunan pusat untuk kebutuhan riset dan teknologi. Lebih dari itu, RTC diharapkan akan mendukung kemandirian energi Indonesia.
Dari sini diharapkan akan lahir inovasi-inovasi yang dapat mewujudkan transisi energi Indonesia ke depan. Selama ini, tempat riset dan teknologi berdiri secara terpisah-pisah. Karena itu, dengan adanya RTC membuat riset dan teknologi menjadi lebih terintegrasi.
"RTC Terintegrasi ini merupakan wujud nyata dalam keberlangsungan bisnis, meningkatkan produksi migas, peningkatan diversifikasi produk pengolahan, dan mendorong inovasi baru, yang berkaitan dengan sustainability dan upaya net zero emission Pertamina lainnya," kata SVP Upstream & Portfolio Co. Business Development & Portfolio Edy Karyanto, dikutip dari siaran pers, Sabtu, 9 Desember 2023.
RTC Terintegrasi yang berada di lahan milik Pertamina di Jalan Daan Mogot KM 16, Jakarta Barat, dibangun menggunakan teknologi Building Information Modelling (BIM), serta didukung pemanfaatan teknologi smart-construction, seperti Augmented Reality.
Sebagai gedung riset terpadu Pertamina, RTC Terintegrasi terdiri dari beberapa bangunan, di antaranya laboratorium utama yang terdiri dari 51 laboratorium yang bisa menampung sekitar 200 pekerja dan akan dijadwalkan selesai pada Agustus 2024.
Laboratorium terbuka diperkirakan dapat di isi 50 pekerja, dan business center dengan kapasitas sekitar 100 pekerja. Seluruh bangunan gedung dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukung.
"Pembangunan gedung ini merupakan wujud nyata, keseriusan Pertamina dalam mendukung program Pemerintah mengurangi efek pemanasan global," ujar Edy.
Setiap bangunan di RTC Terintegrasi memiliki fasilitas-fasilitas yang unggul untuk menunjang hasil riset yang bermanfaat bagi Indonesia, seperti fasilitas laboratorium terintegrasi untuk penelitian, hulu, hilir, mengedepankan konsep green building, menggunakan panel surya untuk menyediakan energi bangunan, penerapan building automation system dalam operasional bangunan, serta pemanfaatan secara maksimal Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Edy berharap proses pembangunan RTC Terintegrasi bisa selesai tepat waktu, tanpa mengalami hambatan apapun.
"Kedepan, Pertamina akan terus berinovasi, mengembangkan energi baru dan terbarukan, dan melakukan implementasi Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) dan Nature-Based Solutions (NBS), serta menargetkan pengurangan karbon dioksida (CO2) hingga 81,4 juta ton pada 2060," tutur Edy.
Baca juga: COP28 Jadi Ajang Pertamina Jabarkan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan |
Bangun gedung pakai teknologi
Sementara itu, Direktur Utama PT Patra Jasa Putut Ariwibowo mengungkapkan, pembangunan gedung RTC Terintegrasi berkolaborasi dengan PT PP. Teknologi BIM, teknologi di bidang Architecture, Engineering dan Construction (AEC) diyakini mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model tiga dimensi.
"Sehingga akurasi pekerjaan meningkat, termasuk penataan pekerjaan di lapangan serta dapat lebih memitigasi risiko konstruksi," ujar Putut.
Dia menegaskan, Patra Jasa berkomitmen mendukung penuh program Pertamina Holding dalam upaya menjadi global energy champion, termasuk melalui pembangunan RTC Terintegrasi. Menurut Putut, Patra Jasa menerima penugasan dari Direktorat SPPU Pertamina pada 14 Januari 2022 untuk membangun fasilitas ini.
Pembangunan RTC Terintegrasi ini mengedepankan konsep green building mengutamakan konsep green design, neutral, dan high technology, misalnya dirancang tahan ledakan pada laboratorium pilot dan sejak awal memperhatikan aspek kemudahan dalam maintenance gedung.
"Patra Jasa siap membantu menyukseskan tujuan dan aspirasi Pertamina. Kami berharap pembangunan dapat dilaksanakan sesuai rencana sehingga dapat dimanfaatkan oleh Pertamina dan dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis Pertamina," tutup Putut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News