"Produsen mobil akan berisiko kehilangan kekuatan harga saat pemulihan pasokan chip," kata Tavares, dilansir Antara, Jumat, 6 Januari 2023.
Komentar tersebut juga muncul karena kurangnya keterjangkauan kendaraan listrik yang membayangi pasar Amerika Serikat di saat produsen kendaraan listrik ternama menaikkan harga di tengah inflasi tinggi.
Baca juga: Kekurangan Semikonduktor dan Gangguan Rantai Pasok, Penjualan Mobil di Jepang Merosot |
Berdasarkan survei oleh perusahaan konsultan Deloitte menunjukkan lebih banyak konsumen di Amerika Serikat ingin membeli kendaraan listrik tapi terkendala dengan kekhawatiran kenaikan harga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Hampir tujuh dari 10 calon pembeli EV di Amerika Serikat berharap membeli kendaraan kurang dari USD50 ribu (sekitar Rp781 juta)," kata survei yang dilakukan antara September dan Oktober 2022 itu.
Bulan lalu, Stellantis memutuskan untuk menghentikan operasi pabrik perakitan mereka di Belvidere, Illinois, sampai waktu yang belum ditentukan, karena alasan biaya produksi yang tinggi.
"Tindakan serupa akan terjadi di mana-mana selama kita melihat tingginya inflasi biaya variabel. Industri otomotif harus menyerap biaya 40 persen lebih tinggi untuk kendaraan listrik," ujar Tavares.
Ia menambahkan, perusahaan telah menandai peningkatan biaya terkait elektrifikasi pasar otomotif sebagai tantangan paling berdampak yang mempengaruhi industri otomotif.
"Jika pasar menyusut, kami tidak membutuhkan banyak pabrik. Beberapa keputusan yang tidak biasa harus dibuat," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.