Ilustrasi kegiatan ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: dok MI/Pius Erlangga.
Ilustrasi kegiatan ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: dok MI/Pius Erlangga.

Mendag: Penurunan Ekspor di Januari Akibat Pola Musiman Holiday Blues

Husen Miftahudin • 20 Februari 2022 08:20
Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan penurunan ekspor pada Januari 2022 disebabkan oleh pola situasional dan musiman yang seringkali terjadi pada setiap awal tahun. Adapun nilai ekspor Indonesia pada awal tahun ini tercatat sebesar USD19,16 miliar, turun 14,29 persen dibandingkan dengan Desember 2021 yang tercatat sebesar USD22,38 miliar.
 
Penurunan nilai ekspor ini dipicu oleh menurunnya ekspor migas sebesar 17,59 persen dari USD1,09 miliar menjadi USD0,90 miliar. Demikian juga ekspor nonmigas yang turun 14,12 persen dari USD21,27 miliar menjadi USD18,26 miliar.
 
"Penurunan ini merupakan pola situasional ekspor Januari yang cenderung selalu lebih rendah dibanding Desember. Hal ini mengikuti pola musiman holiday blues, yakni pada tiga bulan pertama setiap tahunnya ada restocking dan pelambatan," ungkap Lutfi dikutip dari keterangan resminya, Minggu, 20 Februari 2022.

Meski demikian, Lutfi menegaskan ekspor di Januari 2022 mengalami peningkatan 25,31 persen dibandingkan dengan ekspor Januari tahun lalu. Ini dipicu oleh naiknya ekspor migas sebesar 1,96 persen dan ekspor nonmigas sebesar 26,74 persen.
 
"Kinerja ekspor Januari 2022 merupakan nilai ekspor awal tahun yang tertinggi selama ini. Hal ini merupakan pencapaian awal tahun yang menggembirakan bagi kinerja ekspor di bulan-bulan berikutnya," imbuhnya.
 
Sementara itu, nilai impor Indonesia di Januari 2022 mengalami kenaikan. Nilai impor Januari 2022 naik 36,77 persen dibanding Januari 2021 menjadi USD18,23 miliar. Peningkatan kinerja impor tersebut dipicu oleh naiknya impor migas 43,66 persen dan nonmigas 35,86 persen.
 
Ditinjau dari golongan penggunaan barang (BEC), kenaikan impor Indonesia pada Januari lalu terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Kenaikan impor tertinggi terjadi pada impor barang modal yang naik 41,94 persen (YoY). Kemudian, diikuti peningkatan impor bahan baku/penolong sebesar 39,57 persen dan barang konsumsi 10,24 persen.
 
"Kenaikan impor seluruh golongan barang ini menunjukkan tren pemulihan, baik dari sisi daya beli masyarakat maupun kegiatan industri domestik seiring dengan kasus covid-19 yang mulai menurun, semakin meluasnya program vaksinasi, dan pembatasan aktivitas yang dapat mulai dilonggarkan," papar dia.
 
Dengan demikian, maka neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar USD0,93 miliar pada Januari 2022. Surplus tersebut ditopang surplus nonmigas USD2,26 miliar dan defisit migas sebesar USD1,33 miliar.
 
"Di awal tahun ini, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD0,93 miliar. Surplus perdagangan pada Januari ini melanjutkan tren surplus yang terjadi sejak Mei 2020," urai Lutfi.
 
Berdasarkan kontributornya, surplus perdagangan terbesar Januari 2022 berasal dari neraca perdagangan dengan Amerika Serikat (USD1,69 miliar), Filipina (USD0,54 miliar), dan Belanda (USD0,36 miliar). Sementara, defisit perdagangan berasal dari Tiongkok (USD2,16 miliar), Thailand (USD0,40 miliar), dan Singapura (USD0,36 miliar).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan