Penerapan FGD merupakan bentuk upaya PLN dalam menjawab tantangan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).
FGD merupakan proses pencampuran emisi gas hasil pembakaran batubara dengan batu kapur basah agar kandungan SO2 yang dilepaskan ke atmosfer menurun, sehingga tidak mencemari udara.
Efektivitasnya mencaapai 95 persen, sehingga SO2 dibuang melalui cerobong hanya berada di kisaran 300 mg per normal meter kubik dari baku mutu yang ditetapakn oleh pmerintah sebesar 550 mg per normal per meter kubik.
Dalam inovasinya tahun ini, PLTU Tanjung Jati B berhasil memanfaatkan artificial intelligence (AI) di boiler, sehingga menurunkan pemakaian energi hingga 17 juta giga joule.
"Untuk mendukung peningkatan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) secara nasional, PLTU Tanjung Jati mempersiapkan diri menjadi PLTU Class Supercritical. Ini yang pertama melakukan cofiring menggunakan biomass tahun depan," kata Wakil Dirut PLN Darmawan Prasodjo,pada program Metro TV, Sabtu, 8 Desember 2020.
"Dengan penerapan inovasi pada PLTU, PLN dapat menyeimbangkan keunggulan keekonomian energi fosil batubara sebagai penghasil energi listrik yang murah, namun tetap ramah bagi lingkungan," kata Darmawan.
Sejauh ini, PLTU Tanjung Jati B Jepara merupakan PLTU yang ramah lingkungan. Ke depan, PLN ingin semua PLTU menjadi perusaahaan energi ramah lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News