Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani, dilansir dari Mediaindonesia.com, Kamis, 14 Januari 2021.
"Pertumbuhan permintaan domestik masih terklasterisasi di produk manufaktur primer. Pasar domestik juga tertekan daya beli," ujar Shinta.
Shinta menambahkan dari sisi ekspor industri manufaktur cenderung lebih stabil karena adanya proyeksi pemulihan pasar global. Itu terjadi karena dilakukannya program vaksinasi di beberapa negara yang membangkitkan kepercayaan pasar.
"Pelaku industri manufaktur tetap bergerak secara hati-hati. Optimisme tertanam dari dunia usaha, tetapi kemungkinan realitasnya tidak setinggi seperti yang diekspektasikan," jelas Shinta.
Pernyataan Shinta ini merespons hasil survei Bank Indonesia (BI) yang melaporkan kegiatan dunia usaha membaik pada kuartal IV-2020 meski masih dalam fase kontraksi. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang pada kuartal IV-2020 sebesar minus 3,90 persen, membaik dari minus 5,97 persen pada kuartal III-2020.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan perbaikan kegiatan usaha didorong oleh kinerja sejumlah sektor yang tumbuh positif. Di antaranya sektor Pengangkutan dan Komunikasi (SBT 0,76 persen); Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan (SBT 0,79 persen); Listrik, Gas, dan Air Bersih (SBT 0,19 persen).
Kemudian sektor Jasa-jasa dengan SBT sebesar 0,12 persen. Sementara sejumlah sektor lainnya mencatat kontraksi yang mengecil seperti pada sektor Industri Pengolahan (SBT minus 0,47 persen) dan Konstruksi (SBT minus 0,23 persen).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News