Ilustrasi Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan - - Foto: dok KKP
Ilustrasi Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan - - Foto: dok KKP

KKP Usul Natuna Jadi KEK Berbasis Perikanan

Suci Sedya Utami • 22 April 2021 17:26
Natuna: Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengusulkan wilayah Kepulauan Natuna menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelautan. Hal ini seiring sumber daya alam Natuna yang melimpah, serta ditunjang oleh Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu yang berlokasi di Selat Lampa.
 
Menurutnya, Natuna memiliki potensi besar di subsektor perikanan tangkap dan juga perikanan budidaya yang menunjang sebagai KEK. Untuk budi daya misalnya, ada ikan napoleon dan kerapu yang nilai ekonominya begitu tinggi. Apalagi pemasarannya sudah merambah pasar ekspor di mana pembeli datang langsung ke keramba-keramba pembudidaya.
 
"Saya sedang berpikir bahwa kawasan ini bisa menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Kelautan. Saya kira ini penting karena saat ini orientasi (pengembangannya) ke laut," ujar Menteri Trenggono, Kamis, 22 April 2021.

Dia optimistis, KEK bisa mendorong tumbuhnya sektor kelautan dan perikanan di Natuna. Sebab bidang-bidang yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan dapat terintegrasi, mulai dari produksi, pengolahan, logistik, hingga pasar.
 
Dengan adanya KEK pula, usaha budi daya masyarakat juga semakin berkembang begitupun dengan aktivitas ekonomi di SKPT Natuna ikut menggeliat.
 
"Rencana ini akan saya sampaikan dulu ke pusat untuk dibahas lebih lanjut," urainya.
 
Meski mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan, Trenggono menegaskan memegang prinsip ekonomi biru. Dia ingin keberlanjutan ekosistem laut tetap terjaga disamping upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu caranya dengan menggenjot produktivitas budidaya berkelanjutan agar pasar tidak lagi bertumpu pada komoditas perikanan tangkap.

 
"Ke depannya budi daya yang kita tingkatkan produktivitasnya, dan penangkapan di laut pelan-pelan kita kurangi. Ini supaya ekosistem kita terjaga," jelas dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan