Ilustrasi kilang minyak Pertamina - - Foto: Antara/ Hafidz Mubarak A
Ilustrasi kilang minyak Pertamina - - Foto: Antara/ Hafidz Mubarak A

Proyek Jetti dan Tangki Timbun Kelar 2022, Ketahanan Pasokan BBM di Papua Jadi 40 Hari

Suci Sedya Utami • 22 April 2021 15:20
Jakarta: PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan fasilitas penampung minyak bumi di Papua Barat bisa rampung di 2022. Saat ini fasilitas jetty atau pelabuhan khusus minyak bumi di Kilang Kasim, Kabupaten Sorong, Papua Barat tengah dibangun oleh PT Pertamina Kilang Internasional (KPI).
 
Dengan kapasitas 50 ribu deadweight tonnage (DWT) atau tonase bobot mati, jetty akan membuka serta memperluas akses bagi produk minyak mentah dari luar daerah. Termasuk menambah akses dari luar negeri demi meningkatkan pasokan energi di kawasan timur Indonesia.
 
Selain jetty, KPI juga akan membangun empat buah tangki timbun berkapasitas masing-masing 110 ribu barel yang akan meningkatkan ketahanan pasokan kilang Kasim hingga menjadi 40 hari. 

"Di tahap awal ini, fokus pekerjaan adalah pada detail engineering design, land clearing, survei topografi, bathymetry, soil investigation, serta pembangunan fasilitas temporer," kata Sekretaris Perusahaan KPU Ifki Sukarya dalam keterangan resmi, Kamis, 22 April 2021.
 
Ifki mengatakan proyek ini dikerjakan secara sinergis dan kolaboratif oleh konsorsium PT Hutama Karya (Persero) dan PT Gerbang Sarana Baja (GSB) sebagai kontraktor engineering, procurement, construction (EPC) serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai konsultan manajemen proyek.
 
"Sinergi yang erat tersebut diharapkan akan mewujudkan target penyelesaian proyek pada akhir tahun depan," ujar dia.

 
Ifki mengatakan proyek bertajuk Open Access ini amat penting bagi kilang Kasim sebagai satu-satunya kilang di wilayah Indonesia timur. Fasilitas yang dibangun nanti akan memungkinkan kapal bermuatan di atas 200 ribu barel minyak mentah dapat bersandar. Sehingga tidak hanya akan mengembalikan kapasitas desain Kilang Kasim yang sebesar 10 ribu barel per stream day (BPSD) per hari, tetapi juga dalam jangka panjang berpotensi dapat meningkatkan kapasitas hingga 50 ribu BPSD.
 
Saat ini, lanjut Ifki, pemenuhan kebutuhan BBM oleh kilang Kasim di wilayah sekitarnya masih rendah, dan kekurangannya dipasok dari kilang Balikpapan. Padahal, masyarakat di Sorong Raya, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat amat mengandalkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari kilang yang menghasilkan produk Premium, Biosolar B-30, dan Marine Fuel Oil (MFO) ini. Di samping itu, berkurangnya pasokan minyak mentah dari produsen makin menurunkan kapasitas pengolahan kilang (turn down capacity) menjadi 6.000 BPSD.
 
“Proyek Open Access akan membantu kilang Kasim dalam memenuhi 100 persen kebutuhan energi di kawasan timur Indonesia. Proyek ini diharapkan akan menjadi barometer implementasi energizing you Pertamina di kawasan Terdepan, Tertinggal, Terluar (3T). Masyarakat pun bisa mendapatkan multiplier effect dari proyek ini,” pungkas Ifki.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan