Wakil Wali Kota Sibolga Pantas Maruba Lumbantobing mengatakan pihaknya akan mencoba menggandeng daerah penghasil garam seperti Cirebon dan Madura agar dapat menyalurkan produksi mereka untuk kebutuhan masyarakat di Kota Sibolga.'
baca juga: Produksi Teri Asin di Bandarlampung Mulai Naik |
"Kita akan perintahkan instansi terkait untuk memastikan kebutuhan garam di Kota Sibolga dan melakukan langkah untuk memenuhi kebutuhan garam. Termasuk melakukan intervensi harga," katanya dikutip dari Antara, Jumat, 10 Maret 2023.
Menurutnya, terjadinya kelangkaan dan naiknya harga garam tersebut akibat faktor iklim sehingga petani garam tidak maksimal dalam memproduksi, demikian juga dalam menyalurkannya ke daerah yang membutuhkan garam juga tidak maksimal.
"Seharusnya mereka keluarkan tiga puluh persen dari total produksi mereka, kini hanya keluarkan tiga persen akibat gagal panen," ucapnya.
Subsidi ongkos
Selain itu, untuk mengatasi kelangkaan bahan pokok membuat ikan asin tersebut, Pemerintah Kota Sibolga juga akan subsidi ongkos, dan melakukan kontak dengan produsen garamnya.
"Pemerintah tidak membeli garam, tetapi masyarakat yang kumpul, kemudian kita usulkan BUMD yang membeli garamnya," ungkapnya.
Beli garam dari daerah lain
Terkait kelangkaan dan kenaikan harga garam tersebut, Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga, Jamil Zeb Tumori meminta Pemerintah Kota Sibolga untuk menanggapi dengan serius.
"Saya berharap Pemkot mengambil langkah antisipasi terhadap kenaikan harga garam, salah satunya melakukan MoU dengan daerah penghasil garam. Kita takut nanti harga ikan asin ini menjadi satu faktor terjadinya inflasi di Kota Sibolga," katanya.
Harga garam repotkan pengusaha ikan asin
Sementara K.Hutagalung, salah seorang pengusaha ikan asin menyebutkan kenaikan harga garam yang merupakan bahan pokok memproduksi ikan asin sudah mencapai seratus persen.
Bulan lalu harga garam per karung masih Rp130 ribu, jelang beberapa minggu kemudian naik Rp140 ribu dan saat ini tembus Rp280 ribu per karung.
"Kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian atas kenaikan garam ini, sehingga kami mampu membeli garam dengan harga normal. Karena satu bulan paling sedikitnya bahan baku garam kita gunakan 800 karung," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News