Ilustrasi perajin peti mati - - Foto: MI/ Tri Subarkah
Ilustrasi perajin peti mati - - Foto: MI/ Tri Subarkah

Perajin Peti Mati Bersemi di Tengah Pandemi Covid-19

Annisa ayu artanti • 22 September 2020 14:09
Jakarta: Tingginya kasus kematian akibat pandemi covid-19 membawa berkah tersendiri bagi perajin peti mati. Sebab, protokol kesehatan mewajibkan seluruh jenazah covid-19 dikubur menggunakan peti.
 
Aan, seorang perajin asal Jakarta Timur, mengungkapkan pesanan peti mati membeludak sejak Maret lalu. Di masa normal, ia biasanya hanya menjual lima peti dalam sehari. Kini jumlah pesanan tersebut bisa mencapai 30 peti sehari.
 
"Sebelum pandemi saja itu sekitar lima. Tapi setelah masuk pandemi ini bisa melonjak 20-30 peti jenazah," kata Aan dihubungi Medcom.id, Selasa, 22 September 2020.

Aan bercerita awalnya ia merupakan donatur peti mati untuk kebutuhan rumah sakit. Namun, karena kebutuhan peti mati semakin meningkat, Aan pun beralih menjual peti perorangan sesuai kebutuhan pemesan.
 
Ia menjual peti mati dengan berbagai kelas yakni tipe Luxe, VIP, VVIP, kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan standar. Peti mati kelas Luxe dibanderol sekitar Rp400 juta hingga Rp1 miliar. Sementara peti mati yang bisa digunakan untuk korban covid-19 atau kelas standar dijual Rp4 juta.
 
Meski meraih untung, ia sungkan menyebut omzet yang diperolehnya lantaran wabah pandemi mengakibatkan mayoritas masyarakat Indonesia mengalami kesulitan.
 
Aan pun enggan menambah jumlah pekerja maupun mematok target produksi. Pasalnya, ia hanya membuat peti sesuai dengan jumlah pesanan dan cukup mempekerjakan sebanyak 15 orang.
 
"Kita enggak bisa kejar target. Di kita itu bisanya sampai 20. Terserah mau ambil berapa. Karena karyawan kita bukan mesin. Tetap menggunakan tangan doang, manual gitu," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan